Find Us On Social Media :

Ritual ‘Menghitamkan Pengantin’, Tradisi Pernikahan Aneh di Skotlandia, Meskipun Menjijikkan Namun Berikan Makna Mendalam bagi Pasangan yang Akan Menikah

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 September 2022 | 17:55 WIB

Ritual 'menghitamkan pengantin', tradisi pernikahan di Skotlandia.

Intisari-Online.com – Di belahan dunia, ada beberapa tradisi pernikahan aneh yang mungkin tampak sangat ‘gila’ bagi orang luar atau yang melihatnya.

Tetapi bagi komunitas tempat mempelai wanita atau mempelai pria dilahirkan dan dibesarkan, tradisi itu menjadi persetujuan untuk pernikahan.

Tradisi pernikahan yang aneh ini sering kali diturunkan dari generasi ke generasi, dan memberikan cita rasa lokal ketika budaya pop semakin mempengaruhi pernikahan tradisional.

Tradisi pernikahan Skotlandia yang dilakukan sebelum pernikahan yaitu ‘menghitamkan pengantin’ adalah salah satu kebiasaan yang menarik.

Meskipun tampaknya sangat menjijikkan bagi banyak orang, namun ini memiliki makna yang mendalam bagi penduduk lokal yang telah menjaga tradisi ini tetap hidup.

Skotlandia memiliki sejarah yang kaya dan kumpulan besar adat istiadat yang berasal dari zaman Celtic.

Tradisi pernikahan aneh ini membuat pernikahan mereka begitu unik dan menarik.

Meskipun beberapa hal pokok khas Skotlandia seperti gaun pengantin tartan, rok, dan bagpipe, mungkin merupakan tiruan di seluruh dunia, namun orang-orang yang bukan bagian dari budaya Skotlandia menemukan kebiasaan lokal menghitamkan pengantin ini hanya di sini.

Ritual pernikahanmenghitamkan pengantin’ memiliki sejarah yang tidak pasti melalui tradisi pernikahan Skotlandia.

Bahkan, ini bisa disebut sebagai tradisi yang paling menyenangkan meskipun kotor di wilayan ini.

Lalu, bagaimana ritual pernikahan ‘menghitamkan pengantin’ yang dilakukan?

Bak ‘ritual perpeloncoan’, sebagian besar calon pengantin yang menjalani proses tersebut sudah mengetahui apa yang tersedia untuk mereka.

Tergantung pada wilayah, teman, kerabat, rekan kerja atau siapa saja yang menjadi bagian dari pernikahan dapat mengambil pengantin wanita atau pengantin pria atau keduanya sebagai ‘tawanan’.

Para calon pengantin itu diikat ke kursi, sementara orang-orang di sekitarnya menuangkan segala macam zat menjijikkan dan kotor ke mereka, melansir weddingclan.

Mulai dari bulu, saus bau, telur busuk, kari busuk, susu kental, semir sepatu bot, treacle, tar, jelaga, tepung, bubuk kakao atau apa pun yang hitam dan kumuh.

Kadang-kadang pengantin duduk di bak mandi, di atas truk, atau diarak keliling kota dalam keadaan menyedihkan.

Teman-teman mereka, kerabat, atau simpatisan lainnya mengikuti mereka berkeliling membuat kebisingan sebanyak mungkin.

Pada saat ini, banyak orang memukul drum, memukul tongkat, berteriak, meniup peluit, dan membuat keributan sekeras mungkin.

Pasangan pengantin itu diarak di jalan-jalan kota mereka selama berjam-jam.

Kadang-kadang orang keluar dari rumah mereka untuk ikut-ikut ‘menghitamkan pengantin’ dengan jelaga, bulu, atau apa pun yang mereka miliki.

Kadang-kadang, pasangan pengantin diikat ke pohon, meskipun arak-arakan paling umum berakhir di laut, dan ini menambah kengerian dan penghinaan yang terlihat dari ritual bagi pasangan yang akan menikah ini.

Kapan ritual 'menghitamkan pengantin' itu dilakukan?

Ritual berlangsung beberapa hari sebelum pernikahan yang sebenarnya bagi pasangan untuk membersihkan kotoran dan rapi untuk hari besar mereka.

Meskipun mungkin terlihat pengantin wanita menyeringai dan menjalani ritual dengan terpaksa, namun pengantin pria sering bersenang-senang dan memilih untuk telanjang badan untuk memamerkan hitam yang mereka dapatkan.

Asal usul tradisi pernikahan ini

Menghitam atau Reschtach, merupakan ritual yagn cukup lama meskipun tidak ada yang tahu persis awal dari ritual menjijikkan ini.

Banyak yang percaya bahwa ‘menghitamkan pengantin’ merupakan tradisi pra-pernikahan lama yaitu mencuci kaki dan rambut.

Lalu, aspek kebisingan dari ritual ini menunjukkan bahwa ritual tersebut ada hubungannya dengan mengusir roh jahat, nasib buruk, dan peri.

Pada waktu zaman Celtics menguasai daerah tersebut, dikatakan bahwa ritual ini merupakan simbol dari penculikan peri, ini karena orang-orang di zaman itu percaya pada kekuatan jahat peri.

Ritual pernikahan ‘menghitamkan pengantin’ ini terbatas pada bagian kuno pedesaan Skotlandia.

Tidak banyak orang yang tahu tentang tradisi pra-pernikahan Skotlandia ini, meskipun tinggal di daerah tersebut, mereka tetap melakukannya dengan penuh semangat.

Sebagai sebuah ritual, ‘menghitamkan pengantin’ melambangkan kelangsungan hidup tradisi Celtic selama berabad-abad Kristenisasi dan kelangsungan hidup budaya suku lama meskipun penerimaan yang lebih luas dari praktik pernikahan modern.

Ritual ‘menghitamkan pengantin’ mengingatkan kita pada akar budaya lembaga pernikahan.

Orang Skotlandia percaya bahwa ritual ‘menghitamkan pengantin’ atau perpeloncoan dan penghinaan semacam ini merupakan gagasan pernikahan yang indah dari pikiran pasangan dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kenyataan pahit dari kehidupan pernikahan.

Ritual ini seharusnya menandakan pasangan yang dapat bertahan melalui cobaan yang menggelegar ini dengan kerendahan hati dapat menghadapi tantangan apa pun yang mungkin dilalui kehidupan mereka di kemudian hari.

Ide utama dari ‘menghitamkan pengantin’ ini adalah untuk membantu pasangan memahami bahwa tidak ada yang seburuk ritual ini.

Tidak ada yang seburuk kenyataan bahwa ritual pra-pernikahan ini ditutupi dengan kotoran.

Lebih dalam lagi, ini adalah salah satu ritual yang menyatukan pasangan, ini karena tidak ada orang lain yang ingin mendekati mereka, juga membantu mereka untuk saling memahami dan membantu memperkuat ikatan mereka.

Meskipun menjadi tradisi pernikahan yang primitif, namun beberapa daerah di Skotlandia masih mengikuti ritual ‘menghitamkan pengantin’ ini.

Seperti di daerah sekitar wilayah Aberdeenshire, pengantin wanita menjalani ritual ini; wilayah di sekitar Kepulauan Orkney menargetkan pengantin pria.

Baca Juga: ‘Besar Itu Cantik’ Ritual Cekoki Anak Gadis di Mauritania Agar Lebih Gemuk dan Lebih Mudah Temukan Pria Baik untuk Jadi Pengantinnya, Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan Jangka Panjang

 Baca Juga: Ritual ‘Tangisan Pernikahan’, Adat Suku Tujia di China, Prosedur Pernikahan Wajib Selama 30 Hari, Bila Tidak Dilakukan Pengantin Wanita Dipandang Rendah dan Jadi Bahan Tertawaan

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari