Intisari-Online.com – Di sebuah pasar loak Suva, ibukota Fiji, terdapat sebuah toko kecil sederhana yang tersembunyi.
Di salah satu rak terilhat gigi paus sperma besar yang dipoles tergantung di tali.
Di Fiji, ini dikenal sebagai tabua, atau tambua, selain sebagai gigi paus sperma, ini memiliki peran budaya yang penting dalam masyarakat Fiji.
Gigi paus sperma itu diberikan sebagai hadiah untuk penebusan dosa atau penghargaan (disebut sevusevu) dan penting dalam negosiasi antara pemimpin saingan.
Gigi paus sperma sering diberikan oleh pengantin pria dan keluarganya kepada orangtua calon pengantin wanita ketika dia meminta izin untuk menikahinya.
Orang mati di Fiji terkadang ingin dikuburkan dengan tabu mereka, bersama dengan tongkat perang dan bahkan istri mereka dicekik, untuk membantu mereka di akhirat.
Tabua juga diberikan dalam pemakaman dan kelahiran dan juga berfungsi sebagai alat untuk menutupi permintaan maaf.
“Saya memberikan tabua, itu berarti ‘saya mencintaimu’ dari dalam.”
Tabua secara kasar diterjemahkan sebagai ‘suci’ dalam bahasa Fiji.
Merupakan peninggalan berharga dari nenek moyang, yang terkait dengan keberuntungan dan kekuatan gaib.
Secara tradisional ini membuka jalan bagi pernikahan di negara berpenduduk lebih dari 300 orang ini selama bertahun-tahun.
Dengan sedikit negara yang masih memanen ikan paus dan undang-udang yang membatasi perdagangan internasional speses yang terancam punah seperti paus sperma dan spesimennya, menjadikan jumlah tabua yang beredar di Fiji semakin berkurang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR