Find Us On Social Media :

Sejarah Singkat Kereta Api Indonesia, Jalur Kereta Api Pertama Mulai Dibangun pada 158 Tahun Lalu

By Khaerunisa, Kamis, 28 Juli 2022 | 20:55 WIB

Ilustrasi sejarah singkat kereta api di Indonesia, KA di Lampung pada 1980-an.

Intisari-Online.com - Kini bisa kita nikmati kemudahannya, inilah sejarah singkat kereta api Indonesia.

Sejarah kereta api Indonesia dimulai pada tahun 1864 dengan pembangunan jalur kereta api pertama di Pulau Jawa, yaitu jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden di Desa Kemijen.

Peristiwa pencangkulan pertama terjadi pada tahun 1864, tepatnya pada 17 Juni tahun itu.

Peristiwa itu menandai dimulainya pembuatan jalur kereta api pertama relasi Solo Yogyakarta oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. LAJ Baron Sloet van de Beele.

Pembangunan jalur kereta api itu dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) dengan menggunakan lebar sepur 1435 mm.

Sementara itu, Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui perusahaan bernama Staatssporwegen (SS) pada 8 April 1875.

Rute pertama yang dikerjakan oleh SS adalah Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api lain.

Selanjutnya, dilakukan pula pembangunan jalur kereta api di pulau Sumatera meliputi Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).

Baca Juga: Sejarah Kereta Api di Dunia, Awalnya Orang-orang Takut Naik Moda Transportasi Ini

Baca Juga: Pantas Ibu Brigadir J Teriak Histeris Sebut Nama Istri Ferdy Sambo saat Makam Anaknya Dibongkar, Berawal dari Janji Manis Ini hingga Akhir Tragis Ini Membuat Sang Ibu Tak Kuasa Menahan Tangis

Sedangkan di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel dan belum sampai tahap pembangunan.

Hingga akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Pada masa penjajahan Jepang, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dengan perubahan nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).

Saat itu, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.

Namun, dilakukan pula pembangunan kereta api di masa penjajahan Jepang, salah satunya adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru.

Pembangunan itu bertujuan untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang Jepang.

Di sisi lain, Jepang melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api di sana.

Memasuki era kemerdekaan, dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.

Baca Juga: Tak Tenang Hidup Setelah Jadi Otak Pembunuhan, Kopda Muslimin Malah Ditemukan Tewas, Benda yang Diduga Jadi Penyebab Kematiannya Ini Jadi Sorotan

Baca Juga: Ada Hujan Meteor Delta Aquarids 29 dan 30 Juli 2022, Apakah Hujan Meteor Berbahaya Bagi Bumi?

Puncak pengambilalihan itu adalah ketika Kantor Pusat Kereta Api Bandung diambil alih pada 28 September 1945.

Tanggal tersebut pun kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.

Momen yang sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS).

Staatssporwegen atau Verenigde Spoorwegbedrif (SS atau VS) adalah gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Kemudian, berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.

Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS atau VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.

Pada 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).

Baca Juga: Bak Bersiap Perang dengan China Kapanpun, Taiwan Diam-Diam Sembunyikan Berbagai Senjata Canggih Ini di Tempat Rahasia Namun Mendadak Dibocorkan Karena Alasan Ini

Baca Juga: Sebutkan Hasil Sidang Pertama PPKI, Simak Uraian Berikut Ini

Sejak saat itu, mulai diperkenalkan lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia.

Transformasi yang dimaksudkan adalah menjadikan kereta api Indonesia sebagai sarana transportasi andalan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa.

Pada tahun 1971, pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).

Kemudian, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) pada 1991.

Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada 1998.

Untuk yang terbaru, pada tahun 2011 lalu, nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan atau grup usaha. Anak perusahaan KAI yakni:

  1. PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006).
  2. PT Kereta Commuter Indonesia (2008).
  3. PT Kereta Api Pariwisata (2009).
  4. PT Kereta Api Logistik (2009).
  5. PT Kereta Api Properti Manajemen (2009).
  6. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).

Itulah sejarah singkat kereta api Indonesia.

(*)

Ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah kerata api Indonesia? Silakan beli koleksi Intisari terbaru di Grid Store atau Gramedia.