Intisari-Online.com - Ada banyak negara yang menantang serangan Rusia ke Ukraina.
Oleh karenanya, untuk membalas serangan Rusia ke Ukraina, banyak negara memberikan sanksi kepada Rusia.
Sanksi itu sendiri berupa sanksi ekonomi.
Misalnya melarang bank Rusia terlibat dalam perdagangan dunia. Atau membekukan aset penguasaha Rusia di sebuah negara.
Indonesia termasuk negara yang menentang serangan Rusia ke Ukraina. Namun Indonesia memang belum memberikan sanksi apapun.
Walau begitu, dampaknya tetap dirasakan Indonesia.
Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (5/3/2022), Indonesia mempunyai sebuah proyekpembangunan jalur rel Kereta Api (KA) Borneo sepanjang 203 kilometer.
Proyek itu sendiri senilai Rp53,3 triliun.
Sesuai namanya, KA Borneo merupakan jalur rel kereta api di Pulau Kalimantan.
Tepatnya akan melintasiKabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, juga Kota Balikpapan.
Kira-kiratotal luas lahan yang ditetapkan untuklokasi pembangunan jalur rel KA Borneomencapai sekitar 140 hektar.
Dari 140 hektar, 70 hektar beradadi Kelurahan Gunung Steleng dan Kelurahan Buluminung dan itu telah dibebaskan.
Karena proyek ini begitu besar, maka investor pun bukan sembarangan.Mereka adalahRussian Railways.
Pembangunan jalur KABorneo memangoleh dikelola oleh PT Kereta Api Borneo.
Ini merupakan perusahaan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur dengan Russian Railways.
Russian Railways merupakan perusahaan kereta api terintegrasi vertikal milik negara Rusia.
Di mana perusahaan ini juga mengelola infrastruktur dan mengoperasikan layanan kereta barang dan penumpang.
Nah, tapi karena konflik Rusia dan Ukraina,Russian Railways sebagai pemilik modal mengundurkan diri.
Hal itu disampaikan olehKepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara Alimuddin.
"Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada (tahun) 2020," ujar Alimuddin dikutip dariAntara, Jumat (4/3/2022).
Lalu bagaimana denganproyekpembangunan jalur rel KA Borneo?
Dengan begitu makaAlimuddin menyampaikan proyekpembangunan jalur relKABorneo dibatalkan.
Meski begitu,Kereta Api Borneo masih akan tetap berinvestasi atau menanamkan modal di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Hanya saja bukan pada sektorperkeretaapian.
Terakhir,Alimuddin menyamapikan bahwa KA Borneo masih akan dievaluasi ataubelum diketahui secara detail.
Sehingga pembatalan bukanlah hasil mutlak.