Penulis
Intisari-Online.com - Invasi Rusia keUkraina dimulai Kamis (24/2/2022) lalu dengan Kremlin yakin akan menguasai Ukraina dalam hitungan hari.
Namun, lebih dari seminggu kemudian Ukraina berhasil mempertahankan ibu kota negaranya, Kyiv, dengan perjuangan keras.
Pada akhirnya, invasi Rusia ke Ukraina itu tidak 100% berjalan baik.
Salah satu penyebabnya adalah gagalnya pasukan Rusia ke Kyiv.
Sebabada masalah padakonvoi militer Rusia sejauh 40 mil yang menakutkan itu.
Malahan dalam perjalanan menuju Kyiv, ibu kota Ukraina, konvoi militer Rusia ituberubah menjadi "kemacetan lalu lintas yang sangat besar".
Oleh karenanya, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin secara memalukan gagal untuk mengambil ibukota.
Para pejabat Barat mengatakan perencanaan yang buruk dan pelaksanaan yang buruk telah mempermalukan Presiden Putin.
Sebab puluhan kendaraan lapis baja tidak dapat mencapai ibu kota.
"Beberapa kendaraan telah rusak atau hancur," ucap pejabat barat seperti dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (5/3/2022).
"Anda jelas memiliki masalah nyata dalam meneruskan logistik ke depan untuk memungkinkan kekuatan itu bergerak dengan cepat."
"Dan kekuatan itu benar-benar tidak membuat kemajuan signifikan sekarang selama beberapa hari."
Apa yang terjadi dengan pasukan Rusia beserta konvoi militer itu sedang dilacak melalui citra satelit.
Sebanyak 15.000 tentara diperkirakan terjebak dalam konvoi, dengan kendaraan terhenti karea kehabisan bensin.
Atau berjuang mempertahankan diri dari serangan pasukan Ukraina di sekitarnya.
"Konvoi itu telah beberapa kali diserang oleh Ukraina dengan aset mereka yang terbatas untuk dapat menyerang lebih dalam."
"Itu berdampak pada konvoi itu," kata seorang pejabat.
Padahal di dalam konvoi itu terdapat logistik untuk pasukan Rusia termasukbahan peledak untuk menghancurkan jembatan.
Dengan begini, pasukan Rusia saat initidak memiliki kemampuan mobilitas yang cepat untuk mempertahankan diri.
Rusia telah mengakui sekitar 500 tentaranya tewas dalam serangan di Ukraina sejauh ini, meskipun diperkirakan angka sebenarnya bisa sepuluh kali lipat.
Namun karena operasi militer yang berjalan sangat buruk, Barat yakin keputusan Putin untuk melakukan invasi salah.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan hari ini: "Kami telah melihat penggunaan bom cluster dan kami telah melihat laporan penggunaan jenis senjata lain yang akan melanggar hukum internasional."
Sementara itu, semalam pasukan Rusia menembaki sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir di tenggara Ukraina.
Serangan terhadap pembangkit nuklir terbesar di Eropa di kota Zaporizhzhia berlanjut bahkan ketika layanan darurat berusaha memadamkan api yang dihasilkan.
Jika terjadi masalahpembangkit nuklir terbesar di Eropa di kota Zaporizhzhia itu, maka dampaknya bisamelepaskan tingkat radiasi yang lebih tinggi.
Bahkan lebih buruk darikecelakaan nuklir terburuk di dunia di Chernobyl Ukraina pada tahun 1986.