Intisari-Online.com - Invasi Rusia ke Ukraina telah berhasil merebut pijakan besar pertamanya di negara itu.
Di mana invasi Rusia ke Ukraina kali ini berhasil menguasai kota Kherson di Laut Hitam.
Konvoi kendaraan militer Rusia sepanjang 40 mil yang mengintimidasi terus berlanjut di leher ibu kota Ukraina, Kyiv.
Di saat yang sama, pengeboman besar-besaran di berbagai kota terus berlangsung.
Melihat hal ini,Joseph Robertson, direktur Kelompok Konservatif Ortodoks, mengatakan kepada Express.co.ukpada Sabtu (5/3/2022) bahwa invasi Rusia bisa menjadi pengingat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “tidak suka diabaikan”.
Oleh karenanya, dia menyarankan bahwasolusi diplomatik bisa menjadisatu-satunya cara untuk mengakhiri invasi.
Jika tidak, dia memperingatkan bahwaInggris dan negara-negara Barat lainnya bisa membabi buta menujuke dalam Perang Dunia 3.
“Uni Eropa lemah dan tanpa kebersamaan yang kuat," ucap Joseph Robertson.
"Uni Eropa terlalu bergantung pada Prancis dan sekarang Jerman sebagai kekuatan independen."
"Kini, Inggris dan Amerika Serikat (AS) dianggap sebagai negara utama yang bisa mengatasi krisis."
DiketahuiPresiden Prancis Emmanuel Macron mencoba untuk mengumpulkanangkatan bersenjata di seluruh Eropa.
Presiden Prancis itu telah lama mendorong pasukan Uni Eropa kolektif.
Pada 2018, dia mengatakan warga negara Eropa tidak dapat sepenuhnya dilindungi tanpa “tentara Eropa sejati”.
Akan tetapi Inggris selalu menentang rencana semacam itu, bahkan sebelum pemungutan suara Brexit.
Kini, berbicara di televisi nasional Prancis pada Rabu malam, Macron mengatakan invasi Rusia telah mengubah medan.
Kini sangat diperlukan tentara Uni Eropa.
“Kita tidak bisa membiarkan orang lain membela diri kita sendiri; baik di darat, di laut, di bawah laut, di udara, di luar angkasa atau di dunia maya.”
Sehingga menambahpertahanan Eropa harus dilakukan untuk melawan.
Diketahui kekuatan militer di seluruh Uni Eropa akan bertindak di bawah perintah NATO atauAS.
Apa yang dikatakan Macron disetujui oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Menurutnya mengeluarkan pertahanan Uni Eropa bisa menjadikebijakan putar balik untuk melawan Rusia saat ini.Dia mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, Jerman akan mencapai target pertahanan yang ditetapkan oleh NATO sebesar dua persen dari PDB negara anggota.
Dengan begitu, Jerman bisa memberikan suntikan langsung sebesar 84 miliar Poundsterling ke dalam pengeluaran pertahanan.
Uni Eropa harus bergerak cepat.
SebabRusia terus-menerus membenarkan invasinya terhadap negara tetangganya sebagai tindakan pelestarian diri.
Robertson berkomentar: "Putin akan terus menggunakan alasan bahwa dia membalas terhadap rezim di Ukraina."
"Ini karena sentimen anti-Rusia dan kekerasan di Donbas dan bahwa tuntutannya untuk penghentian ekspansi NATO belum ditanggapi dengan serius."
"Dalam aksi perang ini, dia mengingatkan Barat akan ketidaksukaannya karena diabaikan," tutupnya.