Intisari - Online.com -Pembangunan jalur kereta api cepat yang didanai China di Indonesia diperkirakan akan memerlukan 40 tahun agar investasi tersebut bisa menguntungkan.
Perkiraan ini dua kali lipat estimasi awalnya.
Apa yang menyebabkan hal ini?
Melansir Reuters, Belt and Road Initiative (BRI) juga menghadapi masalah biaya yang membengkak hampir USD 2 miliar, meningkatkan biaya perkiraan sampai Rp 113 triliun, seperti disampaikan oleh Dwiyana Slamet Riyadi, presiden direktur PT KCIC kepada sidangDPR Senin lalu.
Seperti kita ketahui, PT KCIC adalah sebuah konsorsium perusahaan China dan Indonesia membangun jalur kereta api cepat 142 km membentang dari Jakarta ke kota Bandung, Jawa Barat.
Rencana pemindahan ibu kota
Karena rencana Indonesia memindahkan ibu kota dari Jakarta ke pulau Kalimantan tahun 2024 mendatang, kereta yang menghubungkan kota-kota diperkirakan membawa 31.215 penumpang setiap hari, turun dari perkiraan awalnya 61.157 penumpang setiap harinya, papar Riyadi.
"Melihat angka investasi, jumlah penumpang dan harga tiket, sangat sulit untuk mengikuti studi kelayakan sebelumnya di mana asumsi pengembalian investasi akan terjadi dalam 20 tahun," ujar Riyadi.
Ia mencatat titik balik modal (BEP) akan mencapai 40 tahun dengan harga tiket bervariasi dari 150.000 sampai 350.000 rupiah.
Sementara mencoba mengendalikan biaya, Riyadi mengatakan kepada pembuat hukum jika KCIC perlu membayar lebih untuk pembersihan lahan dan menghadapi gaji pekerja yang meningkat dan perkiraan bahan mentah yang meningkat.
Pada akhir tahun 2021, progres konstruksi telah mencapai 79,9% menurut data KCIC.
Mereka berencana memulai uji coba di bagian jalur rel pada akhir 2022 dan menyelesaikan proyek pada Juni 2023.
Perusahaan negara Indonesia, termasuk Wijaya Karya (WIKA.JK) dan PT KAI, menguasai 60% KCIC, sedangkan China Railway Engineering Corporation dan perusahaan China lainnya menguasai sisanya.
Proyek, yang didanai oleh China Development Bank, diberikan kepada KCIC pada 2015 dan diluncurkan pada 2018 tetapi menghadapi penundaan karena sengketa kepemilikan tanah dan juga pertanyaan tentang dampak ekonomi dan lingkungan.
Konstruksi juga terhambat oleh kekurangan tenaga kerja selama bulan-bulan awal pandemi COVID-19.
Suntikan dana APBN untuk proyek kereta cepat Jakarta Bandung
Sejak Desember 2021 lalu, DPR menyetujui suntikkan dana Rp 110,52 triliun ke dalam 11 BUMN dan agensi investasi sebagai tambahan modal tahun ini dan 2022.
Persetujuan ini melibatkan Rp 6,9 triliun untuk operator rel kereta api, PT KAI untuk membantu proyek kereta api cepat China.