Penulis
Intisari - Online.com -Sebuah video menampilkan kecelakaan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung viral di media sosial.
Kejadian ini menambah daftar kontroversi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang merupakan proyek investasi China.
Melansir The Diplomat, Indonesia memutuskan memakai anggaran negara (APBN) untuk menutup biaya proyek investasi China yang telah mengalami beberapa kali penundaan sejak dimulai enam tahun yang lalu.
Awal Oktober 2021 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan dekrit presiden yang mengizinkan penggunaan APBN untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, bagian dari Belt and Road Initiative (BRI), skema investasi China di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Dekrit tersebut menghanguskan dekrit tahun 2015, yang melarang penggunaan APBN dalam proyek tersebut.
Kereta cepat Jakarta-Bandung dimulai pada September 2015, ketika pemerintahan Jokowi mendapatkan kontrak untuk jalur kereta api cepat yang dikerjakan oleh konsorsium perusahaan China dan Indonesia, yaitu Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC), menolak alternatif Jepang yang menggiurkan.
Salah satu alasan utama Indonesia memilih proposal China adalah karena tidak memerlukan uang negara Indonesia atau jaminan dari pemerintah Indonesia.
Namun proyek yang dilaporkan telah selesai 78% pada pertengahan Agustus lalu, telah diganggu dengan penundaan dan ongkos yang cepat habis yang telah menghapus keuntungan awalnya.
Indonesia awalnya memprediksi konstruksi jalur 145 kilometer senilai USD 5,5 miliar dan selesai pada 2018.
Perkiraan ongkos proyek tersebut telah meningkat menjadi USD 7,9 miliar, menurut PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang merupakan bagian dari konsorsium KCIC.
Seberapa besar yang harus dibayar pemerintah Indonesia masih belum jelas, salah satu laporan mengatakan mereka berniat menyebarkan sektara USD 287,5 juta tahun depan untuk membayar sebagian untuk biaya proyek, walaupun secara tidak langsung dapat mengambil tanggung jawab tambahan, tidak langsung jika kelebihan tambahan diserap oleh perusahaan milik negara yang membentuk KCIC.
Sementara itu Ali Mochtar Ngabalin, juru bicara presidensial, mengatakan jika Jokowi berniat melihat proyek ini selesai.
"Apa salahnya menggunakan APBN untuk proyek nasional strategis sehingga bisa selesai sesuai jadwal?" ujar Ngabalin.
Namun keputusan itu telah membuat kritik muncul dari ekonom dan musuh politik dari pemerintahan Jokowi, yang mengatakan proyek itu bisa menghabiskan anggaran negara.
Indonesia sudah dikritik oleh media dalam negeri agar membahas masalah ini dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan G20 di Roma akhir Oktober lalu.
Dekrit itu juga membuat banyak pertanyaan mengenai keputusan Jokowi untuk memperpanjang undangan untuk firma China terlibat dalam rencana memperpanjang jalur kereta ke Surabaya, Jawa Timur, kota terbesar kedua di Indonesia.
Tahun 2019, Indonesia memberikan proyek membangun kereta Surabaya kepada Jepang, tapi tahun lalu Jokowi menyatakan harapan jika China bisa menjadi mitra proyek tersebut untuk alasan inansial.
"Harapan kami adalah proyek kereta Jakarta-Bandung bisa diperpanjang menjadi jalur kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya," ujar Luhut Pandjaitan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi dikutip dari The Diplomat.
Kini, masalah baru-baru bertambah karena pilar proyek kereta roboh dan menimpa dua ekskavator yang ada di sekitarnya.
Merespons hal tersebut, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) langsung memanggil kontraktor yang terlibat dan melakukan investigasi.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Mahathir Akhirnya 'Menelan Ludah Sendiri' dengan Setujui Proyek Kereta Cepat
Perusahaan juga memberi teguran langsung kepada kontraktor terkait agar kejadian serupa tidak terulang.
"PT KCIC tidak mentolerir adanya kesalahan kontruksi yang melebihi dari toleransi yang dipersyaratkan," ujar Presiden Director PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, dalam keterangannya, Rabu (8/12/2021).
Dwiyana menjelaskan, kejadian itu berlangsung saat konstruksi pembongkaran pilar atau pier untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Namun, berdasarkan hasil investigasi perusahaan, proses pembongkaran itu dilakukan tanpa mengikuti standar operasi yang berlaku.
"Kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan," kata dia.
"Kami langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi," tambahnya.
Terkait dengan kecelakaan yang terjadi di DK 46, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang itu, Dwiyana memastikan, tidak ada korban jiwa.
Operator di tempat kejadian disebut berhasil menyelamatkan diri.
"Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi Kami. Investigasi mendalam langsung dilakukan dan tinggal menunggu hasilnya," ucap dia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini