Find Us On Social Media :

Kisah Kehidupan Tragis Putri Xijun, Berasal dari Keluarga Kekaisaran yang Terpaksa Jalani Kehidupan Perbudakan, Dipaksa Menikah Inses Demi Aliansi Politik

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 20 Maret 2022 | 07:30 WIB

Putri Xijun, keluarga kekaisaran yang menjalani perbudakan.

Kemudian, Putri Xijun, yang ditemani oleh beberapa ratus pejabat, kasim, dan pelayannya, memulai perjalanan sejauh 4.828,03 km  dari Chang'an ke Wusun.

Namun, ketika Putri Xijun akhirnya tiba di Wusun, dia menemukan bahwa Xiongnu juga mengirim Putri mereka untuk menikah dengan Raja Wusun.

Raja Wusun menikahi keduanya, tetapi dia lebih memilih putri Xiongnu, yang lalu menjadikannya ‘Nyonya Kiri’.

Sementara, Putri Xijun diangkat sebagai ‘Nyonya Kanan’, yang statusnya lebih rendah daripada Nyonya Kiri.

Baca Juga: Dijuluki ‘Permaisuri Licik dan Kejam’, Inilah Janda Permaisuri Dou, Meski Rendah Hati dan Cakap dalam Pemerintahan, Namun Lenyapkan Saingannya demi Takhta Saudara Laki-lakinya yang Kejam

 Baca Juga: Terkenal Sebagai ‘Permaisuri Nakal’, Inilah Zhao Feiyan, Permaisuri Kaisar China yang Haus Selera Sensual yang Tidak Bisa Dipadamkan, Datang dari Keluarga Miskin yang Terpaksa Cari Makan di Jalanan

Pernikahan Puteri Xijun dengan Raja Wusun sangat tidak bahagia, karena dia tidak tahu bahasa dan tidak bisa berkomunikasi dengan suaminya.

Jadi, dia hanya melihatnya dua kali setahun pada acara-acara khusus.

Putri Xijun tidak pernah terbiasa tinggal di Wusun. Dia tidak suka tinggal di rumah yurt dan membangun istananya sendiri yang menyerupai arsitektur Cina.

Dia tidak suka makan daging mentah dan keju, karena itu, dia memutuskan untuk menyebarkan budaya Han ke seluruh wilayah.

Namun, dia masih kesepian dan ingin pulang.

Dia dianggap menulis puisi yang dicatat dalam The History of Han China: “Saya terpaksa menikah dengan Wusan, Yang tinggal di negeri yang jauh dari Han, Berlindung di yurt, makan daging mentah dan keju dingin, Saya menderita kerinduan dan kesedihan, Kalau saja saya bisa terbang seperti angsa, kembali ke tanah air saya.”