Penulis
Intisari - Online.com -Angkatan Bersenjata Ukraina menunjukkan menjadi musuh lebih kuat daripada yang diperkirakan Kremlin.
Setelah tiga minggu dari apa yang telah disebut Presiden Vladimir Putin sebagai sebuah "operasi militer khusus", Rusia belum mencapai tujuan politik atau militernya.
Saat Barat mendorong pengiriman senjata ke Tentara Ukraina dan pasukan pertahanan lokal berlatih melawan, Moskow akan menyadari fakta bahwa serangan ini dapat menjadi sebuah perang yang panjang.
Hal ini akan meningkatkan prospek bahwa Rusia akan mengirimkan senjata perang contohnya Wagner Group untuk berperang dan memperparah konflik.
Kelompok Wagner, dikenal juga sebagai PMC Wagner, ChVK Wagner atau CHVK Vagner adalah organisasi paramiliter Rusia yang secara beragam digambarkan sebagai sebuah perusahaan militer pribadi, sebuah jaringan tentara bayaran, atau secara de fakto militer pribadi untuk Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Melansir Asia Times, laporan mengindikasikan Kelompok Wagner dilatih di Kementerian Pertahanan Rusia dan secara luas dianggap sebagai unit pemanjangan tangan badan intelijen militer GRU dari Rusia, mirip dengan CIA dari AS.
Kelompok Wagner diyakini secara luas dipakai oleh pemerintah Rusia untuk memungkinkan penyangkalan masuk akal atas keterlibatan mereka dalam beberapa konflik global.
Beberapa telah menyebut Kelompok Wagner mirip dengan firma keamanan swasta AS, Blackwater, yang aktif di Irak, dan didirikan oleh mantan Angkatan Laut AS, Erik Prince.
Kelompok Wagner paling dikenal dalam perannya dalam perang di Donbas, di mana mereka telah berperang bersandingan dengan pasukan separatis dari Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memerdekakan diri dan kini sudah diakui secara resmi oleh Moskow.
Tentara bayaran Kelompok Wagner juga berperang di konflik seluruh dunia termasuk pada perang sipil di Libya, Suriah, Republik Afrika Tengah (CAR), dan Mali.
Mereka berperang membantu pasukan yang sesuai dengan kepentingan Moskow.
Meskipun diterima oleh pemerintahan Suriah dan CAR, operasi Kelompok Wagner memiliki reputasi keganasan dan telah dituduh sebagai kejahatan perang di beberapa tempat.
Laporan kini secara luas berputar bahwa lebih dari 400 tentara bayaran Kelompok Wagner diterbangkan dari Afrika dan dikirim ke Kiev secara spesifik untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky, yang status globalnya telah meroket sejak serangan oleh Rusia, melalui media sosialnya dan upayanya meminta bantuan dan pertolongan Barat.
Laporan berita mengindikasikan bahwa sebanyak 2000-4000 tentara bayaran Wagner sampai di Ukraina pada Januari, berminggu-minggu sebelum serangan 24 Februari.
Beberapa pakar Ukraina telah mengklaim bahwa anggota Kelompok Wagner sudah aktif dalam operasi militer ditujukan mencaplok ibu kota Ukraina, Kiev.
Times of London melaporkan bahwa ketika intelijen Ukraina belajar kehadiran tentara bayaran di ibu kota, jam malam diterapkan di Kiev segera setelah serangan, sehingga pasukan keamanan dapat memburu apa yang mereka sebut "pelaku sabotase."
Ahli strategi militer mengatakan Kremlin akan memerlukan mengirim lebih dari 4000 tentara bayaran untuk mencapai tujuan militernya di Kiev saja.
Jumlah tentara bayaran lebih banyak bisa juga datang, karena sumber Ukraina mengklaim Kelompok Wagner sudah mulai merekrut tentara bayaran di Rusia.
Dilaporkan penjaringan tentara besar-besaran dilakukan di desa Molkino, di dekat Krasnodar, Rusia selatan.
Menurut Staf Umum Pasukan Bersenjata Ukraina, pangkalan utama Kelompok Wagner ada di Rostov yang terletak di Don, 120 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Kelompok Wagner diyakini dibiayai secara besar-besaran oleh Yevgeny Prigozhin, pebisnis Rusia dengan hubungan dekat dengan Presiden Putin.
Dengan kecenderungan ekstrem, Prigozhin merekomendasikan di media sosial untuk emngirim pensiunan pakar militer dari Rusia ke Gedung Putih dan Capitol segera setelah kerusuhan Gedung Capitol Januari 2021 lalu di Washington DC.
Olok-oloknya datang tiga tahun kemudian setelah militer AS membunuh lusinan tentara Wagner dan pasukan Suriah Arab di negara Timur Tengah.
Pada Mei 2018, tentara Wagner dilaporkan menyerang Pasukan AS dan Demokrasi Suriah di wilayah kaya minyak Suriah, provinsi Deir ez-Zoer, tapi kemudian mereka diserang oleh persenjataan AS dan senapan AC-130.
Mengikuti insiden itu, media Rusia diam, walaupun hal itu menjadi pertempuran langsung pertama antara Washington dan Moskow sejak Perang Vietnam.
Kelompok Wagner kemudian dinamai ulang menjadi Liga dan sampai sekarang masih terus-terusan merekrut, melatih dan mengirim pasukan militer pribadi ke zona-zona konflik di seluruh dunia.
Pada September 2019, Kelompok Wagner dikirim ke Mozambique untuk membantu pasukan negara Afrika itu melawan bangkitnya IS-CAP, Islamic State's Central Africa Province di sebelah utara provinsi Cabo Delgado.
Pada Jui 2020, lembaga penegak hukum Belarusia menahan 33 orang yang ternyata tentara bayaran dari Kelompok Wagner.
Minsk menuduh tentara bayaran mencoba mengganggu negara itu mejelang pemilihan presiden dengan mengatur revolusi Maidan bergaya Ukraina dan menggulingkan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko.
Namun, mereka dibebaskan beberapa hari setelah pemilihan karena Rusia bersikeras bahwa tentara bayaran itu hanya transit melalui Belarusia dalam perjalanan ke Istanbul.
Sebuah laporan PBB telah menunjukkan bahwa Grup Wagner mengerahkan hingga 1.200 pejuang ke Libya untuk mendukung Field Marshal Khalifa Haftar dan Tentara Nasional Libya-nya.
Pejuang Wagner Group juga beroperasi di CAR dalam mendukung pasukan pemerintah dalam perang melawan pemberontak.
CAR secara timbal balik mengatakan siap untuk mengerahkan pejuang ke Ukraina untuk membantu pasukan Rusia dalam "operasi militer khusus" mereka.
Sementara tujuan khusus Moskow untuk invasi ke Ukraina tidak diketahui, yang jelas adalah bahwa pasukan Rusia telah berkinerja buruk dalam menghadapi perlawanan Ukraina yang kuat.
Itu berarti Putin kemungkinan akan melihat apa yang dilihat banyak orang sebagai pasukan pribadinya Grup Wagner dan tentara bayarannya yang tangguh untuk memimpin operasi kunci di hari-hari dan minggu-minggu mendatang.