Find Us On Social Media :

Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia Sudah Terasa, Proyek Kereta Api Borneo Senilai Rp53,3 Triliun Terbengkalai Gara-gara Berlakunya Sanksi Ekonomi

By Mentari DP, Sabtu, 5 Maret 2022 | 10:45 WIB

Sanksi ekonomi akibat serangan Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Ada banyak negara yang menantang serangan Rusia ke Ukraina.

Oleh karenanya, untuk membalas serangan Rusia ke Ukraina, banyak negara memberikan sanksi kepada Rusia.

Sanksi itu sendiri berupa sanksi ekonomi.

Misalnya melarang bank Rusia terlibat dalam perdagangan dunia. Atau membekukan aset penguasaha Rusia di sebuah negara.

Indonesia termasuk negara yang menentang serangan Rusia ke Ukraina. Namun Indonesia memang belum memberikan sanksi apapun.

Walau begitu, dampaknya tetap dirasakan Indonesia.

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (5/3/2022), Indonesia mempunyai sebuah proyek pembangunan jalur rel Kereta Api (KA) Borneo sepanjang 203 kilometer.

Proyek itu sendiri senilai Rp53,3 triliun.

Baca Juga: Bak Ditampar Anak Buahnya Sendiri, Rupanya Rencana Putin Kuasai Ukraina Hanya Dalam Hitungan Hari Dijamin Gagal Total Karena Hal Memalukan Ini, Konvoi Militer Rusia Malah 'Mogok'

Baca Juga: Invasi Rusia-Ukraina Makin Berbahaya, Uni Eropa Diklaim Terlalu Lemah Melawan Vladimir Putin, Inggris dan Negara Barat Lainnya Harus Lakukan Ini Agar Perang Dunia 3 Tidak Terjadi

Sesuai namanya, KA Borneo merupakan jalur rel kereta api di Pulau Kalimantan.

Tepatnya akan melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, juga Kota Balikpapan.

Kira-kira total luas lahan yang ditetapkan untuk lokasi pembangunan jalur rel KA Borneo mencapai sekitar 140 hektar.

Dari 140 hektar, 70 hektar berada di Kelurahan Gunung Steleng dan Kelurahan Buluminung dan itu telah dibebaskan.

Karena proyek ini begitu besar, maka investor pun bukan sembarangan. Mereka adalah Russian Railways.

Pembangunan jalur KA Borneo memang oleh dikelola oleh PT Kereta Api Borneo.

Ini merupakan perusahaan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur dengan Russian Railways.

Russian Railways merupakan perusahaan kereta api terintegrasi vertikal milik negara Rusia.

Di mana perusahaan ini juga mengelola infrastruktur dan mengoperasikan layanan kereta barang dan penumpang.

Baca Juga: Satu Indonesia Wajib Tahu! Cukup Makan Labu Siam Kukus Mulai Malam Ini, Jangan Kaget Jika Enggak Perlu Keluar Uang ke Rumah Sakit

Baca Juga: Dijuluki 'Musuh Allah' dan 'Anti-Kristus', Raja Nebukadnezar II Justru Diklaim Sebagai Raja Babilonia Kuno Terbesar yang Pernah Anda, Ini Perubahan Besar yang Dilakukannya

Nah, tapi karena konflik Rusia dan Ukraina, Russian Railways sebagai pemilik modal mengundurkan diri.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Penajam Paser Utara Alimuddin.

"Surat pengunduran diri disampaikan langsung kepada pemerintah pusat pada (tahun) 2020," ujar Alimuddin dikutip dari Antara, Jumat (4/3/2022).

Lalu bagaimana dengan proyek pembangunan jalur rel KA Borneo?

Dengan begitu maka Alimuddin menyampaikan proyek pembangunan jalur rel KA Borneo dibatalkan.

Meski begitu, Kereta Api Borneo masih akan tetap berinvestasi atau menanamkan modal di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Hanya saja bukan pada sektor perkeretaapian.

Terakhir, Alimuddin menyamapikan bahwa KA Borneo masih akan dievaluasi atau belum diketahui secara detail.

Sehingga pembatalan bukanlah hasil mutlak.

Baca Juga: Sama-sama Kolot Maunya Menang Sendiri, Bagaimana Perang Rusia-Ukraina Bisa Berakhir? Ahli Bongkar 5 Skenario yang Bisa Terjadi Berdasarkan Situasi Sekarang

Baca Juga: Mendadak Presiden Prancis Umumkan pada Dunia Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini Ukraina Dalam Ancaman Serius dari Rusia, Putin Ancam Hal Lebih Buruk Akan Datang