Di Dalam Piramida Berusia 3.800 Tahun, Ditemukan Ruang Pemakaman yang Diyakini Sebagai ‘Rumah’ Seorang Putri Mesir, Tetapi Makamnya Bak ‘Dirampas’ dari Pendahulunya

K. Tatik Wardayati

Penulis

Makam putri Mesir yang ditemukan di dalam piramida 3.800 tahun lalu.

Intisari-Online.com – Para arkeolog menemukan sebuah ruang pemakaman yang diyakini sebagai ‘rumah’ bagi seorang putri Mesir.

Ruang pemakaman itu terletak di dalam piramida berusia 3.800 tahun di pinggiran kota.

Selama bertahun-tahun, para arkeolog dan sejarawan bingung mengapa dua piramida di Dashur tampaknya miliki satu firaun: Firaun Ameny Qemau (terkadang dieja Qemaw).

Qemaw memerintah Mesir pada tahun 1790 SM.

Aidon Dodson, peneliti dari Universitas Bristol di Inggris, menulis dalam sebuah makalah tentang piramida Dahshur yang ditulisnya besama pada tahun 1998, dia mengatakan bahwa tidak ada alasan mengapa Qemaw harus membangun dua piramida sendiri.

Piramida pertama ditemukan pada tahun 1957, terletak sekitar 609,6 meter dari piramida kedua.

Tahun 2021, sebuah tim dengan Otoritas Barang Antik Mesir akhirnya mulai menggali piramida kedua.

Penemuan baru mereka mungkin menjelaskan mengapa Qemau memiliki dua makam monolitik.

Baca Juga: Saat Ini Sedang Diserang Rusia, di Ukraina Pernah Ditemukan Tulang Unik Dihiasi dengan Tanda Hitam pada Makam Berusia 4.500 Tahun, Apa Maksud Tanda Hitam Itu?

Baca Juga: Terkubur Selama 900 Tahun, Mumi dari Siberia yang Ditemukan ini Masih Memiliki Bulu Mata, Namun Kulitnya Berwarna Hijau, Mengapa Bisa Demikian, para Ilmuwan Berharap dapat Merekonstruksi Wajahnya

Penemuan paling bermanfaat yang ditemukan di dalam piramida adalah sebuah kotak kayu bertuliskan “Tidak juga, rentangkan tangan Anda ke atas Duamutef yang ada di dalam Anda. Dihormati dengan Neith, putri Raja Hatshepset. Dihormati dengan Duamutef, putri Raja Hatshepset.”

Para arkeolog tidak percaya ini adalah Hatshepset yang terkenal dalam sejarah Mesir, melainkan senama: putri Qemau.

Hatshepset yang terkenal memerintah tiga abad setelah Ameny Qemau.

James Allen, seorang profesor Egyptology di Brown University, menguraikan prasasti itu.

Menurut dia, nama-nama di kotak itu memberi tahu bahwa itu digunakan untuk menyimpan guci kanopi.

Guci kanopi digunakan oleh orang Mesir Kuno untuk menampung organ dalam yang dikeluarkan dari mumi.

Guci-guci itu sudah hilang sekarang, mungkin dicuri oleh perampok makam jauh sebelum kuburan ditemukan oleh para arkeolog, tetapi kotak kayu itu masih ada.

“Duamutef adalah dewa yang diasosiasikan dengan guci kanopi untuk perut,” jelasnya, “sementara “Dewi juga tidak bertugas melindungi guci.”

Baca Juga: Terbesar di Mesir! Inilah Alat dan Bahan Pembalseman Mumi Mesir Kuno Ditemukan dalam Keadaan Utuh, Diperkirakan Milik Pejabat Tinggi

Baca Juga: Berusia 5.000 Tahun, Drum Batu Berhias Ditemukan di Inggris Terkubur Bersama Tiga Anak, Bukan Digunakan Sebagai Alat Musik, Mungkin Dulunya Sebagai Persembahan Pemakaman atau Jimat Pelindung

"Saya kira Hatshepset adalah putri Ameny Qemau, dan dia dimakamkan di piramida ayahnya," tambahnya.

Menurut Aidan Dodson, kotak beserta piramid itu bak teka-teki.

“Kotak kanopi pasti milik putri raja,” katanya, melansir History Things.

“Tetapi Piramida itu bukan tipe yang cocok untuk seorang putri. Karena itu pasti dibangun untuk seorang raja, tetapi kemudian dirampas untuk penguburannya.”

Dodson percaya bahwa Qemau mungkin telah merebut piramida, memindahkan pendahulunya yang beristirahat di sana dan memperbaiki makam untuk menampung salah satu putrinya.

Untuk saat ini, itulah teori yang tampaknya dianut oleh para arkeolog dan sejarawan.

Selain kotak itu, Otoritas Barang Antik Mesir telah mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sarkofagus yang tidak terpelihara dengan baik di ruang pemakaman.

Penggalian sedang berlangsung, dan mereka pasti akan mengumumkan jika mereka menemukan catatan lain.

Mungkin makam itu masih menyimpan sisa-sisa mumi Hatshepset, yang akhirnya ditemukan setelah bertahun-tahun sendirian dalam kegelapan.

Baca Juga: Kisah ‘Ratu Gurun’ Gertrude Bell, Seorang Arkeolog dan Mata-mata, Perwira Intelijen Wanita Pertama Inggris, Jadi Penentu Jazirah Arab Setelah Perang Dunia I, Kematiannya Masih Jadi Misteri

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait