Find Us On Social Media :

‘Kegilaan’ Putra Mahkota Sado dari Korea, Kejam Kelakuannya Sama dengan Ayahnya, Sama-sama Berselingkuh dengan Wanita Istana yang Berbeda dan Masing-masing Miliki Anak dari ‘Simpanannya’

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 5 Februari 2022 | 17:20 WIB

Kisah Sado, Putra Mahkota dari Korea, yang sama kejamnya dengan sang ayah.

Seperti ayahnya, Sado mencintai dan menghormati ibunya, tetapi hubungan mereka juga tidak terlalu baik.

Sebagai putra mahkota, Sado menikah muda dengan Lady Hyegyong, putri seorang sarjana miskin dengan garis keturunan yang mengesankan dan pemahaman pengetahuan,  dan keduanya berusia sekitar delapan tahun.

Hyegyong menulis memoarnya yang membahas kehidupannya di istana dengan Sado, bahwa dia cukup cema suntuk dipilih sebagai istri putra mahkota’ seolah-olah ada firasast tentang banyak sekali cobaan dan kesengsaraan yang akan dilaluinya di istana’.

Karena pasangan pengantin itu masih sangat muda, maka hubungan mereka seperti teman bermain masa kecil, tinggal di rumah yang terpisah, dan Hyegyong tetaplah seorang anak berusia delapan tahun, hanya situasinya berbeda.

Meskipun kedua anak itu tampaknya rukun, namun Hyegyong tidak bisa memberikan dukungan nyata untuk Sado.

Namun, ayah Hyegyong mampu turun tangan dan memberikan perawatan kebapakan untuk Sado muda yang sangat kurang.

Baca Juga: Balas Dendam Atas Kematian Suaminya, Putri Olga dari Kiev Ini Bakar Musuh Politiknya Hidup-hidup, Termasuk Dimasukkan dalam Pemandian Air Panas Mendidih dan Dikunci

 Baca Juga: Kekejaman Dinasti Ming yang Jadi Negara Adidaya di Dunia, Siksa Ribuan Selirnya Bahkan Memaksa Mereka Mati dan Dikuburkan Bersama Kematian Kaisar

Satu setengah tahun setelah pernikahan pada tahun 1746, Sado jatuh sakit parah, dan setelah pulih, bersama Hyegyong dipindahkan ke rumah baru, yang dekat dengan ibunya seolah-olah bisa membantu merawatnya.

Penyakit ini menjadi titik balik bagi Sado, entah apa penyakitnya, tetapi selama sakit dan setelah sembuh, perilaku Sado menjadi tidak menentu.

Sado menjadi serius dengan studi dan kegiatan atletiknya, namun hubungannya tidak membaik dengan ayahnya, hingga akhirnya Sado dan Hyegyong dipindahkan dari istana sehingga Yeongjo tidak harus berurusan dengannya, yang membuat Sado makin terisolasi.

Setelah Sado menjalani upacara kedewasaannya pada usia 14 tahun, dia dan Hyegyong mulai hidup sebagai suami istri yang tradisional, lalu mereka memiliki seorang anak, yang sayangnya hanya hidup sampai usia 2 tahun, yang membuat mereka sangat berduka.