Seorang putra baru lahir setahun kemudian tahun 1752, namun perilaku aneh Sado berubah menjadi lebih buruk.
Sejarawan berspekulasi bahwa serangan campak memperburuk keadaannya yang sudah gelisah dan Sado mulai mengalami halusinasi dan mimpi buruk,seperti melihat dewa guntur, dan ketakutan irasional terhadap langit.
Sado yakin bahwa dia disalahkan oleh ayahnya bila terjadi badai yang melanda negara itu.
Dia terobsesi dengan sihir Taiost, khususnya buku yang dikenal sebagai Kitab Suci Tulang Belakang Giok.
Dia akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berpakaian dan memilih pakaian, dengan seluruh pakaian dibakar sebagai persembahan roh.
Pakaiannya menjadi terkait dengan cuaca, dan akan menyenangkan atau tidak menyenangkan para dewa langit dengan kriteria yang hanya dia yang bisa mengerti.
Yeongjo mulai mengirim Sado menggantikannya untuk tugas-tugas resmi yang semakin banyak, terutama yang tidak ingin dilakukan Yeongjo, termasuk mengawasi penyiksaan tahanan kekaisaran, yang tidak memperbaiki kondisi mental Sado.
Sado dan Yeongjo berselingkuh dengan wanita istana, yang berbeda.
Namun, ini mempengaruhi hubungan mereka yang sudah buruk, karena Sado memiliki dua putra dengan ‘simpanannya’ dan Yeongjo memiliki dua putri.