Find Us On Social Media :

Enam Ratus Tahun Kesultanan Ottoman Berdiri, Beginilah Nasib Wanita dan Anak-anak Perempuan Dalam Dunia Rahasia Harem Sultan Ottoman, Dididik Jadi Pemuas Nafsu Sultan Dan Dijaga Kasim yang Dikebiri

By May N, Selasa, 1 Februari 2022 | 19:00 WIB

Ilustrasi kehidupan harem milik Sultan Ottoman

Intisari - Online.com - Jarang sekali wanita dalam sejarah memerankan peran lebih misterius dibandingkan dengan wanita-wanita selama 600 tahun Kesultanan Ottoman.

Kesultanan yang kini menjadi Turki dan daratan dari Balkan ke Suriah ini menyimpan banyak rahasia.

Hari-hari itu menceritakan tentang para selir atau harem, di mana wanita dan anak perempuan berumur paling muda 7 tahun, ada dalam dunia rahasia di mana mereka diatur, dididik dan utamanya dinikmati oleh sultan dan pejabat pemerintah lain.

Namun sebagai budak atau subyek?

Mengutip ranker.com, diberikan sebagai hadiah atau diklaim sebagai rampasan perang, wanita-wanita ini meninjukkan kekuatan, kekayaan dan hasrat seksual kalifah.

Seperti pemandangan dari Arabian Nights, hidup sehari-hari selir Ottoman adalah hiduo ditahan dalam surga rahasia penuh dengan kenikmatan sensual, seperti halnya dengan aturan tanpa henti, ekspektasi dan batasan.

Selir atau harem yang diturunkan dari kata Arab, haram, artinya adalah suci atau terlarang.

Harem adalah bagian dari patriarki legendaris yang mencoba menyimpan wangi wanita, terutama dalam seluruh kejayaannya, dan menggunakannya untuk kesenangan pribadi.

Baca Juga: Berhubungan Badan Menjadi Ritual Wajib hingga Terkenal Punya Ratusan Wanita Siap Pakai, Ternyata Ini Alasan Kaisar China Melakukannya Seumur Hidup

Baca Juga: Dari 'Yatagan' Pedang Khas Ottoman hingga 'Zulfiqar' yang Diberikan Nabi Muhammad ke Ali ibn Abi Thalib, Begini Kemahsyuran Pedang Perang Berabad-abad

Kekaisaran Ottoman menjadi didominasi para pria

Selama abad ke-8 dan ke-9, para nomaden Turki didorong diusir dari rumah mereka, akhirnya masuk ke agama Islam ketika bangsa Mongol datang ke daerah tersebut.

Pada 1299 Masehi, Kesultanan Ottoman terbentuk, membawa banyak perubahan ke wilayah itu, termasuk penerapan pajak, perubahan sosial dan perjanjian penting dari indoktrinasi agama.

Antara 1299 dan 1923 M, ada juga sebuah fenomena budaya yang dinamakan "Harem Imperial" yang dilakukan terhadap istri-istri, pembantu, saudara perempuan dan selir sultan secara hukum.Dengan Kesultanan memperluas wilayahnya, sultan datang dan pergi; institusi ekonomi dan sosial berevolusi dari Kekaisaran Byzantine; dan Islam menjadi hukum terkuat di daratan tersebut.

Wanita Harem disembunyikan dari dunia

Pintu masuk ke harem tersembunyi di tengah-tengah pengadilan yang rumit.

Para wanita yang menempati ruang tak bernoda ini jarang meninggalkan batas-batas pengadilan, tapi setidaknya lingkungan mereka sangat indah.

Disembunyikan di dunia fanfasi dengan kamar lantai hijau dan biru, dengan furnitur emas, dunia luar menjadi dunia asing, hanya sebuah intipan melalui pandangan sekali-sekali ke Laut Marmara.

Baca Juga: Dulunya Jawa Menggunakan 'Kalender Pergerakan Matahari' dari India, Sultan Agung Kemudian Gabungkan Tahun Jawa dan Islam sebagai Penanggalan Mataram Islam

Baca Juga: Inilah Sosok Karaeng Galesong, Bangsawan Gowa yang Memburu VOC ke Jawa dengan 9.000 Tentara Gabungan

Para kasim, beberapa dari yang kuat di dalam pengadilan, mengawasi wanita-wanita harem tersebut.

Tidak ada yang diperbolehkan melihat mereka kecuali pertama-tama diinspeksi oleh pejabat senior yang memastikan tidak ada urusan konyol akhirnya.

Terlarang juga bagi pria untuk melihat harem pria lain.

Namun bukan hanya kasim yang dapat mendapat kekuasaan.

Wanita yang tinggal di dalam harem, jika pintar dan beruntung dapat mencapai posisi, kehormatan dan kekayaan di dalam pengadilan imperial.

Tempat tinggal harem begitu indah

Sekeliling dunia harem sangatlah indah.

Pusat harem ada di paviliun besar dengan halaman besar di mana wanita dapat mandi di kolam renang atau bersama memandangi kebun yang indah.

Baca Juga: Proses Berdirinya Kerajaan Mataram Islam hingga Keruntuhannya

Baca Juga: Sukses Kandaskan Serbuan Pasukan Mataram 'Hanya' Bermodal Tinja, Inilah Hans Madelijn, Komandan Pasukan Kompeni yang Temui Ajal Justru Gara-gara Jadi Pahlawan

Dunia itu sangat damai dan sepi, dunia di mana istirahat sangatlah umum dilakukan siapapun.Halaman besar adalah tempat berkumpul wanita untuk membaca bersama, berdoa atau membagikan cerita, dan halaman itu menawarkan pelarian yang diperlukan dari interior rumah mereka.

Mereka tinggal di dalam gua di mana apartemen pribadi untuk sultan dan lebih dari 400 kamar untuk tidur, menghibur, dan hidup sehari-hari.

Harem Imperial biasanya jadi rumah sejumlah wanita, termasuk istri sah sultan, ibu, anak-anak, saudara perempuan, dan pembantu gadis.

Tentu saja, kasim selalu menonton di sayap-sayap jika ada ketidakwajaran.

Anak-anak lelaki sultan juga tinggal di dalam harem sampai mereka 12 tahun, yang mana mereka di umur itu dianggap pria dan boleh hadir sebagai perwakilan istana.

Harem dijaga pria yang dikebiri

Harem dianggap sebagai tempat intim dan pribadi di mana tidak ada pria di luar lingkar dalam sultan bisa melihat para harem.

Hasilnya, harem dijaga oleh mereka yang kuat tapi tidak punya hasrat seksual.

Baca Juga: Diselamatkan Sultan Demak dari Nyawanya yang Terancam, Keturunan Negara Daha Ini pun Bentuk Kesultanan Banjar, Kerajaan Besar Bercorak Islam di Kalimantan

Baca Juga: Sekilas Tampak Damai, Ternyata Warga Daerah di Indonesia Ini Sering Kena Gusuran Sultan, Inilah Konsep Magersari di Yogyakarta yang Buat Seluruh Tanah di Yogya Jadi Milik Sultan atau 'Sultan Ground'

Hal ini dicapai dengan menyuruh kasim menjaga.

Kasim adalah para pria yang sudah dikebiri kemudian ditugaskan dengan menjaga dan melindungi para wanita.

Mereka bertuga sebagai perantara fisik dan simbolis antara dunia pria dan wanita dan dianggap sebagai gender hibrida yang cocok masuk ke kedua dunia.

Kasim biasanya adalah budak-budak yang ditangkap dalam perang atau dibeli dalam perjalanan yang jauh di Ethiopia atau Sudan.

Ada dua tipe pria kasim: hitam atau putih, dan penampilan mereka serta peran umum mereka berbeda.

Kasim hitam atau Sandali mengalami pemotongan alat kelamin secara keseluruhan selama proses dan dianggap sebagai pelayan harem.

Kasim putih masih bisa memiliki sebagian dari alat kelamin mereka dan diberi tugas lebih sedikit karena ditakutkan hasrat mereka masih tersimpan dan bisa menodai para harem ini.

Baca Juga: Dirikan Pos Perdagangan di Indonesia, Begini Kisah Keluarga Sasson: Para 'Sultan' Yahudi Kaya Raya dari Zaman Kuno Kerajaan Israel yang Menggurita dengan Bisnis Global

Baca Juga: Luluh Lantakkan Kerajaan Pajajaran Demi Ambisinya untuk Sebarkan Islam, Inilah Maulana Yusuf, Sultan yang Bikin Banten Bak Singapura Kini