Find Us On Social Media :

Seisi Eropa Menahan Napas! Senjata 'Tak Tertandingi' Rusia yang Bisa Hancurkan Rudal Nuklir dalam Sekejab, Telah Selesai Dibuat, Amerika dan NATO Langsung Blingsatan

By Mentari DP, Selasa, 1 Februari 2022 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com - Kekhawatiran bahwa Rusia berencana untuk menyerang Ukraina mendominasi pikiran para pemimpin dunia saat ini.

Apalagi Rusia terus membangun kehadirannya di sepanjang perbatasan Ukraina.

Selain itu, rupanya Rusia juga telah melakukan sesuatu.

Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)Linda Thomas-Greenfield menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin.

"Rusia telah mengumpulkan 100.000 tentara di sepanjang perbatasan," ucap Greenfield seperti dilansir dari express.co.uk pada Selasa (1/2/2022).

"Mereka telah memindahkan pasukan ke Belarus."

"Mereka terus menambah pasukan meskipun kami terus mencoba menemukan rute diplomatik agar mereka mengurangi pasukan."

Dan penambahan pasukan terbaru ini bukanlah satu-satunya penyebab kekhawatiran dunia.

Baca Juga: Amerika dan NATO Dijamin Membayar Mahal Karena Siapkan Pasukan Balasan, Tak Disangka Vladimir Putin Diam-diam Lakukan Ini Untuk Membalasnya, Ukraina Kini Malah yang Ketar-ketir

Baca Juga: Belum Selesai Konflik Ukraina, Negara-negara Eropa Lainnya Sudah Blingsatan, Rupanya Rusia Sudah Siap Hancurkan Negara-negara Kuat di Eropa Ini

Sebab pada bulan Desember, Rusia telah mengerahkan senjata rahasia baru yang digambarkan sebagai rudal “Star Wars” oleh sejumlah publikasi yang berbasis di Inggris.

Sumber-sumber pertahanan di sana mengatakan kepada kantor berita negara Rusia TASS bahwa sistem pertahanan rudal S-550 telah memasuki tugas tempur.

Senjata itu diperkirakan mampu menghancurkan target ratusan mil di atas bumi.

Seperti satelit orbit rendah, hulu ledak nuklir, dan senjata hipersonik orbital, menurut Daily Mail.

Laporan menunjukkan bahwa senjata itu diuji pada bulan November, dan Kremlin juga telah melakukan serangkaian permainan perang yang ditakuti oleh para pemimpin NATO sebagai persiapan untuk konflik di Ukraina.

Pada saat itu, sumber Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kepada TASS: “Sistem pertahanan udara S-550 telah berhasil menyelesaikan uji coba negara."

"Brigade S-550 pertama telah memasuki tugas tempur."

Mereka menggambarkan teknologi itu lebih unggul dari kemampuan Barat dan China.

Baca Juga: Mati-matian Bela Ukraina Lawan Rusia, Ternyata Joe Biden Tak Punya 'Power', Pengamat Militer Beberkan Kelemahan Militer Amerika Sebenarnya di Bagian Ini

Baca Juga: Belum Juga Konflik Dimulai, Tentara dan Warga Ukraina Mengaku Sudah Lelah Hadapi Pasukan Rusia, Sampai Memohon Seperti Ini Kepada Vladimir Putin, 'Berdamailah'

Alasannya karena teknologi itu adalah sistem pertahanan rudal strategis yang benar-benar baru dan tak tertandingi.

"Di Rusia, pembuatan sistem pertahanan luar angkasa yang mampu mencegat target yang paling sulit, satelit serta rudal balistik, telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun."

“Sudah lama sistem tempur ini dikenal dengan sebutan Nudol."

"Spesialis berasumsi bahwa inilah tepatnya sistem yang berhasil menghancurkan target satelit selama tes tempur pertamanya pada 15 November."

Sistem rudal baru yang tidak disebutkan namanya yang difilmkan di situs pengujian Sary-Shagan di Kazakhstan pada tahun 2020.

Pekan lalu, militer Rusia terlihat berlatih untuk perang kimia selama latihan di Distrik Militer Selatan, yang mencakup Krimea yang dicaplok.

Negara ini juga sedang mempersiapkan kompleks rudal Iskander-M yang menjalani pemeriksaan kesiapan tempur”di Distrik Militer Barat, yang berbatasan dengan Ukraina.

Iskander yang berkemampuan nuklir, bernama "Stone" dalam laporan NATO, adalah rudal balistik jarak pendek bergerak dengan banyak hulu ledak.

Baca Juga: Vladimir Putin Panik! Mengira di Atas Angin Karena Punya Militer Terkuat, Siapa Sangka Rusia Ketar-ketir Lihat Aksi Militer Amerika, Inggris, dan NATO

Baca Juga: Setengah Mati Tak Mau Ukraina Jatuh ke Tangan Rusia, Rupanya Inggris Sampai Kerahkan Ribuan Pasukannya Untuk Gagalkan Serangan Rusia ke Ukraina