Intisari-Online.com - Sikap Rusia yang mengirimkan lebih dari 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina telah dibalas Amerika Serikat (AS) dan NATO.
AS dilaporkan membalas dengan menyiapkan 8.500 tentara dan 90 ton amunisi senjata mematikan.
Melihat hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin pun memberikanreaksi pertamanya terhadap tanggapan AS dan NATO.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (1/2/2022),Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron setelah berminggu-minggu diam.
Kremlin mengutip Putin yang mengatakan kepada Macron bahwa dia akan mempelajari tanggapan yang diberikan oleh Washington dan NATO minggu ini sebelum memutuskan tindakan lebih lanjut.
Mantan pejabat AS mengatakan ada berbagai indikator yang bisa dilihat terkait tindakan apa yang dilakukan oleh Putin.
Misalnya apakah Putin akan mengirimkan suplai darah atau tidak.
Sebab suplai darah sangat penting dalam menentukan apakah Moskow akan siap untuk melakukan invasi, jika Putin memutuskan untuk melakukannya.
Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan Putin, dalam panggilan teleponnya dengan Macron, telah menggarisbawahi bahwa dia tidak ingin situasi menjadi lebih intensif.
Ini karena Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow tidak menginginkan perang.
“Perhatian tertuju pada fakta bahwa balasan AS dan NATO tidak mempertimbangkan kekhawatiran utama Rusia,” kata Kremlin tentang percakapan Putin dengan Macron.
Sebelumnya Rusia menuntut jaminan dari NATO bahwa mereka tidak akan pernah menerima Ukraina sebagai anggotanya.
Rusia juga menuntut agar NATO tidak mempeluas kekuasaannya sampai ke Eropa Timur. Khususnya ke negara-negara bekas Uni Soviet.
Melihat tuntutan Rusia, AS dan NATO mengatakan beberapa tuntutan Rusia tidak mungkin mereka bisa lakukan.
Akan tetapi, mereka terbuka untuk melakukan dialog.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi militer Barat mengawasi dengan cermat saat Rusia memindahkan pasukan dan senjata ke Belarus untuk latihan.
Dia mengatakan NATO siap untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di Eropa timur jika Rusia mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina.
Dia juga memperingatkan bahwa serangan Rusia dapat mengambil banyak bentuk termasuk serangan dunia maya, serta percobaan kudeta atau sabotase.
"Dari pihak NATO kami siap untuk terlibat dalam dialog politik."
"Tapi kami juga siap untuk menanggapi jika Rusia memilih konfrontasi konflik bersenjata," kata Stoltenberg di Brussel.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakanAS tetap fokus untuk melawan disinformasi Rusia.
AS dan NATO pantas untuk curiga terhadap Rusia.
Sebabpengerahan pasukan Rusia kali ini lebih besar dari apa pun dalam skala dan cakupan sejak Perang Dingin dan AS sangat merekomendasikan agar Rusia mundur.
Jika Rusia menyerang, hasilnya akan "mengerikan" dan mengakibatkan korban yang signifikan.