Find Us On Social Media :

Bukan dengan Militer, Vladimir Putin Blak-blakan Bongkar Ancaman Paling Mengerikan yang Diprediksi Terjadi di Eropa Jika Amerika dan Sekutunya Berani Serang Rusia, Apa Itu?

By Mentari DP, Rabu, 26 Januari 2022 | 12:45 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan konflik Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) akhirnya turun tangan mengadapi konflik Rusia dan Ukraina.

Dilaporkan guna menahan konflik Rusia dan Ukraina, sekitar 8.500 tentara AS telah ditempatkan dalam siaga tinggi.

Tujuannya untuk siap dikerahkan dalam waktu singkat di tengah meningkatnya ketegangan atas konflik Ukraina.

Hal ini telah dikonfirmasi Pentagon tadi malam.

Belum lagi intelijen melaporkan ada 60 kelompok pertempuran Rusia di perbatasan Ukraina.

Ditambah ada 100.000 personel militer berkumpul di perbatasan.

Meski sudah banyak bukti, namun Rusia masih membantah rencana aksi militer.

Dmitry Peskov, juru bicara Vladimir Putin, malah menuduh Barat yang meningkatkan ketegangan dengan mengerahkan lebih banyak pasukan.

Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (26/1/2022), Rusia memang telah berulang kali menyalahkan Barat atas suasana tegang itu.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, Militer China Kumpulkan Pasukan Untuk Mendukung Rusia, Benarkah Akan Menyerang Ukraina Bersama-sama?

Baca Juga: Dunia Sedang Heboh Konflik Rusia dan Ukraina, Mendadak China Terbangkan 39 Jet Tempur di Selat Taiwan, Pasukan Amerika dan Jepang Disebut Jadi Targetnya, Ada Apa Lagi?

Hingga Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan peringatan keras kepada para pemimpin lain jika melewati batas.

Selama pidato kenegaraan tahunannya April lalu, Putin mengatakan beberapa negara Barat berperilaku seperti serigala yang berusaha menyenangkan Amerika Serikat (AS).

“Kami tidak ingin memulai," ucap Putin.

“Kami akan memutuskan sendiri dalam setiap kasus jika ada yang melanggar batas."

Dia menambahkan: “Negara yang melakukan provokasi apa pun terhadap Rusia akan menyesali tindakan mereka."

Putin sebelumnya mengancam akan memotong pasokan gas sebagai tanggapan atas pengenaan sanksi terkait Ukraina.

Efek dari tindakan semacam itu akan terasa tepat di seluruh Eropa, dan menghantam seluruh benua.

Sebab Rusia menyediakan sekitar 40 persen pasokan gas alam Eropa.

Jika Rusia memotong pasokan gas di tengah musim dingin, biaya energi akan meroket.

Hal ini akan membuat Uni Eropa (UE) berjuang keras untuk menyelesaikan krisis.

Baca Juga: Kian Panas, Amerika Kerahkan 8.500 Tentara Untuk Gempur Rusia, Siap Lakukan Serangan Cepat, Seisi Eropa Langsung Bersatu Membantu!

Baca Juga: Lama-lama Bisa Ada Perang Besar di Eropa, Mendadak Vladimir Putin Kirim Kapal Perangnya ke Negara Ini, Langsung Lakukan Tembakan Langsung, Uni Eropa Ketar-ketir

Sebagai contoh apa yang terjadi di Moldova.

Negara Eropa Timur itu mengalami keadaan darurat pada bulan Oktober setelah Rusia hanya memasok 67% kebutuhan Moldova.

Bayangkan saja jika Rusia menguranginya hingga 50% atau sama sekali tidak mambantu.

Oleh karenanya, jika negara Eropa lain tidak mau bernasib sama dengan Moldova, maka sebaiknya mereka menerima tuntutan Rusia.

Di mana Rusia menuntut agar Ukraina tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

NATO juga diminta untuk tidak memperluas kekuasaannya ke Eropa Timur dan mengakhiri aktivitas militer NATO di Eropa timur.

Di bawah tuntutan Moskow, unit harus ditarik keluar dari Polandia dan republik Baltik Estonia, Latvia, dan Lithuania.

"Saya yakin bahwa kedaulatan sejati Ukraina hanya mungkin dalam kemitraan dengan Rusia," tutup Putin.

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas, Setelah Kirim 90 Ton Amunisi Mematikan, Amerika Minta Warganya Tinggalkan Ukraina, Benarkah Perang Rusia dan Ukraina Kian Dekat?

Baca Juga: Seisi Eropa Menahan Napas! Belum Sempat Gempur Ukraina, Rusia Malah Kirim Kapal Perangnya ke Lokasi Musuh Ini, Seluruh Kapal Perang Telah Berkumpul