Intisari-Online.com - China terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina!
Ini semua karena Presiden China Xi Jinping mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dalamkonflik Rusia dan Ukraina.
Apa yang dilakukan Xi Jinping dan China?
Vladimir Putin telah mengumpulkan lebih dari 106.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina.
Meski begitu, Moskow bersikeras bahwa pasukan itu hanya melakukan latihan militer.
Akan tetapi ketakutan akan invasi Rusia telah meningkat sejak akhir 2021.
Apalagi ketika citra satelit menunjukkan Moskow mengirim lebih banyak peralatan dan personel di sepanjang perbatasan Ukraina.
Soal China yang membantu China, menurut kantor berita Interfax, Angkatan Laut Rusia dan China mengadakan latihan militer di Laut Arab.
Badan tersebut mengutip kementerian pertahanan Rusia yang mengatakan latihan itu dilakukan pada hari Selasa.
Itu terjadi setelah media pemerintah Iran juga melaporkan negara itu telah bergabung dengan Rusia dan China dalam latihan angkatan laut bersama di Samudra Hindia.
TV pemerintah mengatakan pada hari Jumat, 11 kapal negara itu bergabung dengan tiga kapal Rusia, termasuk kapal perusak, dan dua kapal China.
Pengawal Revolusi Iran juga berpartisipasi dengan kapal dan helikopter yang lebih kecil.
Itulah yang membuat para pejabat Barat berspekulasi China akan mendukung Rusia jika terjadi invasi ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan Barat harus berhati-hati jika China membantu Rusiamengirim pasukan ke Ukraina.
“Rusia bekerja lebih erat dengan China daripada sebelumnya," kataLiz Truss seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (26/1/2022).
"Jika mereka bekerja bersama-sama, maka saya pikir adalah kewajiban negara-negara seperti kita untuk bekerja sama.”
Kedutaan Besar China di Rusia mengatakan kepada TASS pada hari Sabtu bahwa laporan Presiden China Xi Jinping meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk tidak menyerang Ukraina selama Olimpiade adalah tidak benar.
“Sebuah publikasi Bloomberg bahwa Presiden China meminta Presiden Rusia untuk tidak menyerang Ukraina selama Olimpiade agar tidak merusak acara adalah tipuan dan provokasi."
“PihakChina menganjurkan penyelesaian perbedaan melalui dialog dan konsultasi dalam kerangka perjanjian Minsk.”
Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri, juga mengatakan pada konferensi pers: “Laporan itu murni dibuat-buat."
“Ini berusaha untuk mencoreng dan mendorong keretakan dalam hubungan China-Rusia."
“Trik tercela seperti itu tidak bisa membodohi komunitas internasional.”
Ada dugaan sikap China itu membalasketika AS menempatkan 8.500 tentara dalam siaga tinggi untuk dikerahkan ke Eropa.
NATO juga memperkuat perbatasan timurnya dengan kapal perang dan jet tempur.