Penulis
Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina telah memicu kekhawatira di seluruh Eropa.
Ini karena konflik Rusia dan Ukraina bisa membuat perang di Eropa.
Tidak heran beberapa negara berusaha membantu Ukraina. Salah satunya Inggris.
Awalnya Inggris sempat bimbang apakah mereka akan membantu Ukraina.
Sebab Ukraina bukanlah anggota NATO. Sehingga mereka tidak bisa mengirimkan pasukan militer.
PadahalPerdana Menteri Inggris Boris Johnson termasuk di antara banyak pemimpin dunia yang menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin memicu ketegangan di kawasan itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya telah memperingatkan rekannya dari Rusia tentang konsekuensi "menghancurkan" jika invasi yang diperdebatkan terjadi.
Meskipun demikian, setidaknya 100.000 tentara Rusia saat ini duduk di perbatasan Ukraina bersama dengan tank dan senjata berat lainnya.
Takut Rusia mengancam akan menyerang bekas negara Uni Soviet tersebut.
Namun baru-baru ini, RusiaRusia bereaksi keras terhadap berita bahwa militer Inggris.
Rusia mengatakan bahwa Inggris telah mengirim ribuan rudal anti-tank ke Ukraina pada minggu ini.
Tujuannya tentu saja untuk membantu mengusir invasi yang didukung Moskow.
Mengomentari berita tersebut, kedutaan Rusia di London mentweet:
“Sangat jelas bahwa pengiriman senjata mematikan #UK ke #Ukraina hanya akan memicu krisis dan meningkatkan ketegangan.”
Komentar itu lantas dibalas Menteri Pertahanan Inggris James Heappey.
Dia memperingatkan bahwa puluhan ribu orang bisa tewas jika Rusia melancarkanserangan.
“Puluhan ribu orang bisa mati," kataHeappey seperti dilansir dari express.co.uk pada Kamis (20/1/2022).
“Ini bukan sesuatu yang harus dibiarkan dan diabaikan oleh seluruh dunia."
Heappey mengakui bahwa semuajalur diplomatik sudah dilakukan tapi gagal.
Jadi tidak ada jalan lain selain melalui militer.
Heappey sendiri telah berbicara saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan pembicaraan dengan Presiden Zelensky dari Ukraina di Kiev hari ini.
Dia akan bertemu dengan menteri luar negeri Rusia di Swiss pada hari Jumat untuk menenangkan ketegangan yang membara.
Sebab ada dugaan Rusia bisamelancarkan serangan ke Ukraina kapan saja.
Meski begitu,tampaknya tidak mungkin Rusia akan menyerah pada tekanan internasional di wilayah yang secara alami dilihatnya sebagai wilayahnya sendiri.
Sehinggaperang mungkin bisa terjadi kapan saja.