Intisari-Online.com - Nusantara dipilihsebagai nama ibu kota negara baru di Kalimantan Timur.
Pemilihan nama Nusantara sendiridisampaikan olehMenteri Perencanaan Pembangunan Naisonal/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa .
Suharso mendapat telepon langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mengapa Nusantara?
Suharso mengungkapkan bahwa Nusantaradipilih dari sekitar 80 nama lain yang diusulkan.
Calon nama lainnya adalahNegara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Nusa Jaya, Pertiwipura, Cakrawalapura, dan Kertanegara.
"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua Republik Indonesia," kata Suharso.
Bahkan pemilihan nama ini sudah melalui berbagai pertimbangan. Termasuk ari paraahli sejarah dan ahli bahasa.
Rencananya IKN dirancang agar warga bisabepergian ke mana saja secara ramah lingkungan.
Sebab, konsep pembangunan IKN sendiri mengadaptasi zero emition.
"Sekali lagi IKN yang baru ini bukan sekedar kota yang berisi kantor-kantor pemerintahan," tutur Presden Jokowi.
"Tetapi, kita ingin membangun sebuah new smart metropolis yang mampu menjadi magnet, menjadi global talent magnet, menjadi pusat inovasi," lanjutnya.
Indonesia bukanlah negara pertama yang berencana memindahkan ibu kota negara mereka.
Ada beberapa negara yang melakukannya.Salah satunyaMyanmar.
Akan tetapi ibu kota negara Vietnam yang baru itu kini menjadi 'kota hantu'.
Dilansir daribbc.com pada Kamis (20/1/2022),Nay Pyi Taw adalah nama ibu kota negara Myanmar.
Secara harfiah, nama Nay Pyi Taw berarti “Tempat Tinggal Raja”.
Tapi kota ini tidak seperti kota lain di Myanmar. Kota ini luas dan jarang penduduknya.
Jalanan hampir kosong dari lalu lintas, dan hanya sedikit yang bisa dilihat.
Oleh karenanya, orang-orang sering menyebut Nay Pyi Taw sebagai “kota hantu”.
Ibu kota Myanmar secara resmi dipindahkan dari Yangon ke Nay Pyi Taw yang baru dibangun pada tahun 2006.
Alasan pemindahan tersebut adalah campuran kepentingan politik yang tidak jelas.
Misalnya paranoia tentang kedekatan Yangon dengan laut dan risiko invasi.
Atau ada juga nasihat para peramal yang memperingatkan mantan kepala negara senior Burma Than Shwe bahwa jika dia tidak memindahkan ibu kota, dia dan rezimnya akan jatuh.
Tidak seperti Yangon, yang masih dihantui oleh hantu-hantu kolonial di masa lalu, Nay Pyi Taw harus bersih.
Oleh karenanya, pertama-tama mereka mau memindahkan kuburan.
Di Myanmar, relokasi pemakaman bisa menjadi kontroversi, dan kerabat orang yang meninggal tidak selalu senang dengan pemindahan orang yang mereka cintai.
Tapi ada alasan lain pemindahan kuburan ini sangat berbahaya.
Karena bersama dengan kuburan, perlu untuk memindahkan penghuni hantu dari tempat peristirahatan mereka yang tidak terlalu terakhir.
Penghuni pemakaman di Tatkon rupanya sangat merepotkan.
Sarjana agama Myanmar, Bénédicte Brac de La Perrière menceritakan bahwa dalam Perang Dunia 2, Tatkon berfungsi sebagai tempat pemakaman tentara Jepang.
Dan dalam kepercayaan Burma, mereka yang menderita kematian akibat kekerasan, “menciptakan residu spiritual yang tidak dapat sepenuhnya dilepaskan oleh pemakaman.”
Pemerintahmenyewa truk untuk memindahkan hantu.
Mereka mempekerjakan seorang natsaya (seorang guru roh) untuk mengawasi dan mengarahkan hantu-hantu itu ke truk.
Ada 12 truk, melakukan tiga perjalanan sehari selama tiga hari.
"Ada lebih dari 1.000 kuburan untuk dipindahkan," kata kapten.
“Jadi, ada 10 hantu atau lebih per truk.”