Penulis
Intisari - Online.com -Kehidupan monarki dan kerajaan sebelum dunia modern selalu menarik untuk diceritakan.
Kekaisaran Rusia adalah salah satu yang jarang mendapat sorotan.
Padahal, banyak sejarah yang belum diketahui mengenai monarki itu, salah satunya mengenai satu permaisuri yang terkenal bernama Catherine the Great.
Sosoknya benar-benar mendapat julukan "The Great" meskipun tidak semua pencapaiannya "bagus".
Mengutip Ranker, Catherine lahir sebagai seorang putri Jerman untuk kemudian menikahi pewaris tahta Kekaisaran Rusia.
Namun Catherine menyingkirkan suaminya untuk menjadi penguasa seutuhnya.
Banyak biografi mengenai Catherine the Great menyebutkan kebijakan luar negeri dan kebijakan dalam negeri yang barbar dan juga kecenderungan tiraninya.
Namun ada rumor jika sosoknya juga memiliki hasrat seksual yang tinggi.
Catherine II, The Great, lahir dengan nama Sophia Augusta Frederica, anak dari pangeran Christian of Anhalt-Zerbst dan seorang wanita bangsawan.
Ayahnya adalah seorang pangeran Jerman, membuatnya menjadi seorang putri.
Namun posisinya agar bisa berkuasa sangatlah kecil karena ayahnya hanyalah seorang pangeran kecil.
Akhirnya di usia 14 tahun Sophia dipilih menjadi istri dari Adipati Agung Peter of Russia yang baru berumur 15 tahun.
Tahun 1744, ia pindah agama ke gereja Ortodoks Rusia dan mengambil gelar Grand Duchess Catherine.
Ia menikah dengan Peter tahun berikutnya di umur 16 tahun dan dengan segera Catherine membencinya meskipun di tahun 1762, Peter akhirnya mendapatkan tahta dalam posisi bibinya, Permaisuri Elizabeth.
Tsar Peter III setengah Jerman dan mencintai semua hal berbau Jerman, termasuk Prussia, yang merupakan musuh Rusia karena Perang Tujuh Tahun yang melibatkan Rusia di dalamnya.
Ia mencoba membuat Gereja Ortodoks beralih kepada tradisi Lutheran dan berdamai dengan Prussia.
Peter selalu mengecewakan bagi Catherine karena tidak memiliki rasa politik yang pas dan bertindak seperti bocah manja yang sombong.
Dengan temperamen mengerikan, kebodohan dan kebiasaan meminum alkohol, Peter membuat Catherine menderita.
Akhirnya enam bulan setelah Tsar Peter III berkuasa, Peter ditahan dan tewas, diduga berkelahi dalam keadaan mabuk.
Catherine diduga menjadi sosok yang merencanakan semua itu agar Peter turun tahta dan lepas dari pernikahan "tanpa cinta".
Hasrat seksual yang tinggi
Selama pernikahannya, Catherine selalu mendengar cerita mengenai petualangan seksual suaminya.
Dia selalu berpikir hal-hal ini dibuat, hanya sebagian dari imajinasi dan walaupun ia menderita menikah dengan Tsar Peter III, ia tetap setia sampai usia 25 tahun.
Sejak umur 25, Catherine berubah dan memiliki banyak selingkuhan.
Konon tidur dengan istri Tsar memberi keuntungan banyak tapi hal itu bukan hal mudah karena Catherine mempelajari sosok yang menjadi selingkuhannya.
Kenekatan, tubuh, kepintaran dan wajah ganteng hanyalah awal mulanya saja.
Catherine mempekerjakan wanita yang menunggu, beberapa wanita yang menguji para pria yang ingin tidur dengannya.
Awal karirnya, Catherine jatuh cinta dengan Gregory Potemkin, yang dikenal sebagai "suami rahasia" Catherine.
Namun sosok suami rahasia itu digantikan dengan mudah oleh kekasih Catherine selanjutnya, Alexander Vassilzhikov.
Banyak wanita tidak suka dengan Potemkin dengan rambut gondrongnya dan berhari-hari tidak mandi, tapi bagi Catherine, Potemkin kuat, mempesona dan ia tersihir oleh dominasi seksualnya.
Kapan pun mereka tidak bersama Catherine akan mengiriminya surat cinta yang di dalamnya menyebut Potemkin sebagai "singa hutan," "hewan peliharaan kesayanganku," "boneka kesayanganku," dan lain sebagainya.
Tidak pernah ada bukti mereka menikah tapi banyak yang berpikir demikian.
Potemkin bertindak seperti raja bagi Catherine dan ia mungkin paling diingat dengan "Desa Potemkin."
Desa-desa ini dipentaskan untuk hiburan bagi Catherine, yang tanpa ia sadari hanya menunjukkan upaya buatan dan setengah hatinya mereformasi dan membebaskan Rusia.
Tahun 1791, Potemkin meninggal, tapi ia tetap membuat Catherine bahagia dengan memilih penerusnya.
Ada Zavadovsky, Zorich, Rimsky-Korsakov, Lanskoy, Ermolov, diikuti dengan Mamonov dan masih banyak lagi.
Masing-masing kekasih Catherine dibayar dengan 50.000 rubel, 5.000 ketika pensiun, 4.000 - 5.000 budak di Ukraina.
Salah seorang mantan kekasih, Count Stanislas Augustus Poniatowski, bahkan diberikan tahta di Polandia, tapi kemudian Catherine mengambil itu semua untuk diserap ke dalam kerajaannya sendiri.
Catherine dikenal mengatakan, "Sayang sekali hatiku tidak bisa merasa utuh, bahkan untuk satu jam saja, tanpa cinta."
Seorang kekasihnya adalah Grigory Orlov yang membantu Catherine menggulingkan suaminya sendiri, sedangkan Sergei Saltykov dikenal sebagai sosok ayah kandung anak pertamanya, Paul I, yang menjadi Tsar selanjutnya.
Catherine meninggal di tahun 1796 di usia 67 tahun.
Pagi itu ia bangun dan ke kamar mandi, duduk di toilet tapi kemudian terserang stroke.
Pelayannya menemukan ia di toilet itu kemudian membawanya kembali ke ranjangnya, tempat ia akhirnya meninggal dunia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini