Menurut pengamat, peluncuran rudal Korea Utara tidak akan berhasil tanpa jejak Rusia, berkat jaringan navigasi satelit Glonass.
"Tidak ada negara yang menganggap Amerika Serikat sebagai musuh yang menggunakan sistem navigasi GPS AS untuk tujuan militer, karena khawatir tentang kemungkinan intervensi militer AS," kata Andrei Chang, pemimpin redaksi National Defense Review.
Menurut Chang, Korea Utara memiliki dua opsi lain: sistem navigasi Beidou China dan Glonass Rusia.
Namun menurut sumber militer China, Beijing belum menyediakan sistem navigasi BeiDou ke Korea Utara untuk penggunaan militer.
"Para ahli Korea Utara memilih Glonass karena cocok dengan lokasi geografis dan ketinggiannya saat meluncurkan rudal," kata sumber itu, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Korea Utara telah mewarisi banyak teknologi rudal dari era Soviet, jadi penambahan sistem navigasi Rusia tidak mengejutkan," tambahnya.
Menurut sumber itu, Iran dan Pakistan menggunakan sistem navigasi Beidou China untuk tujuan militer, tetapi kemungkinan besar versi terbatas.
"China mungkin berbagi beberapa kode sinyal militer sistem Beidou dengan Pakistan di bawah kemitraan strategis, tetapi sistem itu bekerja secara regional, tidak secara global," kata pakar yang berbasis di Utara Song Zhongping.