Pantas Saja Korea Utara Tak Gentar Berulang Kali Uji Coba Rudal Nuklirnya Meski Sudah Diperingatkan AS, Ternyata Ada Jejak Rahasia Rusia Ini di Baliknya, Apa Itu?

Afif Khoirul M

Penulis

Peluncuran Rudal di Korea Utara.

Intisari-online.com - Korea Utara belakangan ini cukup aktif melakukan uji coba rudal nuklirnya.

Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek, ke beberapa obyek dalam waktu satu bulan ini.

Hal ini membuat beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan ketar-ketir dengan aktivitas militer Korea Utara.

Sementara Amerika telah berulang kali memberikan peringatakan kepada Korea Utara terkait aktivitas senjata militernya.

Namun, sebuah info mengatakan Korea Utara yang baru-baru ini berulang kali menguji coba berbagai jenis rudal.

Di balik peluncuran ini adalah peran penting Rusia, menurut pengamat.

Korea Utara mengkonfirmasi telah meluncurkan dua peluru kendali taktis pada 17 Januari.

"Peluncuran itu bertujuan untuk mengevaluasi secara selektif peluru kendali taktis yang sedang diproduksi, serta memverifikasi keakuratan sistem senjata ini," kata kantor berita resmi Korea Utara KCNA.

Baca Juga: Rudal Brahmos Tak Ada 'Ajinya' Lawan Rudal-rudal China Ini, Inilah Senjata China yang Siap Diluncurkan Guna Serang Filipina yang Sudah Ajak Gelut China Duluan di Laut China Selatan!

Baca Juga: Biasanya Ngotot Tuduh China Jiplak Teknologi Militernya, Amerika Kini Terang-terangan Jiplak Kapal Perusak China untuk Konsep Kapal Perusak Barunya, Warganet Ramai Menyorotinya

Ini adalah peluncuran rudal keempat Korea Utara pada Januari 2022.

Korea Utara meluncurkan rudal balistik dari kereta api pada 14 Januari, dan menguji dua rudal hipersonik pada 5 dan 11 Januari.

Menurut pengamat, peluncuran rudal Korea Utara tidak akan berhasil tanpa jejak Rusia, berkat jaringan navigasi satelit Glonass.

"Tidak ada negara yang menganggap Amerika Serikat sebagai musuh yang menggunakan sistem navigasi GPS AS untuk tujuan militer, karena khawatir tentang kemungkinan intervensi militer AS," kata Andrei Chang, pemimpin redaksi National Defense Review.

Menurut Chang, Korea Utara memiliki dua opsi lain: sistem navigasi Beidou China dan Glonass Rusia.

Namun menurut sumber militer China, Beijing belum menyediakan sistem navigasi BeiDou ke Korea Utara untuk penggunaan militer.

Baca Juga: China Dihujani Sumpah Serapah Tapi Tak Kunjung Kapok, Filipina Kini Beli Sistem Rudal dari India Lantaran Meningkatnya Agresi Konflik Laut China Setalan

Baca Juga: Berhasil Ciptakan Rudal Hipersonik yang Ditakuti Dunia, Siapa Sangka Ini 3 Senjata Militer Terkuat Rusia yang Siap Digunakan Tahun 2022

"Para ahli Korea Utara memilih Glonass karena cocok dengan lokasi geografis dan ketinggiannya saat meluncurkan rudal," kata sumber itu, yang tidak mau disebutkan namanya.

"Korea Utara telah mewarisi banyak teknologi rudal dari era Soviet, jadi penambahan sistem navigasi Rusia tidak mengejutkan," tambahnya.

Menurut sumber itu, Iran dan Pakistan menggunakan sistem navigasi Beidou China untuk tujuan militer, tetapi kemungkinan besar versi terbatas.

"China mungkin berbagi beberapa kode sinyal militer sistem Beidou dengan Pakistan di bawah kemitraan strategis, tetapi sistem itu bekerja secara regional, tidak secara global," kata pakar yang berbasis di Utara Song Zhongping.

Artikel Terkait