Find Us On Social Media :

Mengapa Aswawarman Disebut sebagai Wangsakarta dari Kerajaan Kutai?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 11 Januari 2022 | 17:28 WIB

Aswawarman disebut sebagai wangsakarta dari kerajaan kutai.

Intisari-Online.com - Aswawarman disebut sebagai wangsakarta dari kerajaan kutai karena apa?

Sebelumnya perlu diketahui bahwa Kerajaan Kutai Martapura adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-4.

Letak kerajaan ini berada di daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Melansir Kompas.com, keberadaan Kutai diketahui berdasarkan sumber sejarah yang ditemukan, yaitu berupa tujuh Prasasti Yupa yang ditulis dengan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta.

Dalam Prasasti Yupa, disebut nama Raja Kudungga yang pertama menduduki takhta Kerajaan Kutai.

Disebut pula bahwa Kudungga memiliki seorang putra bernama Asmawarman yang menjadi raja kedua Kutai.

Aswawarman disebut sebagai wangsakarta dari kerajaan kutai karena Aswawarman adalah pendiri kerajaan kutai dan pembentuk silsilah keluarga atau dinasti kerajaan kutai.

Asmawarman memiliki tiga orang putra, salah satunya bernama Mulawarman, yang akhirnya menjadi raja dan berhasil membawa Kerajaan Kutai menuju masa kejayaan.

Baca Juga: Inilah Wisnuwardhana, Meski Namanya Tak Sekondang Anak dan Cucunya, Namun Melalui Darahnya Raja-raja dari Majapahit Hingga Singasari Lahir

 Baca Juga: Dapat Keuntungan dari Dendam Sriwijaya, Inilah Kerajaan Kecil yang Sukses Porak-porandakan Kerajaan 'Atasannya', Jadikan Mataram Kuno Lautan Darah

Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Dari Prasasti Yupa, dapat diketahui bahwa masa kejayaan Kerajaan Kutai berlangsung ketika diperintah oleh Raja Mulawarman.

Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti baik, kuat, dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor lembu untuk kaum Brahmana yang bertempat di Waprakecvara.

Waprakecvara adalah tempat suci (keramat) yang merupakan sinkretisme antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia.

Sebagai keturunan Aswawarman, Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.

Pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara penghinduan ini dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari.

Selain itu, di bawah kekuasaan Raja Mulawarman kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karena letaknya sangat strategis.

Baca Juga: Dibentuk Setelah Jatuhnya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Badung pun Jatuh Dalam Taklukkan Kolonialisme Belanda dengan Trik Tipuan Kapal Karam, Meski Rakyat Sudah Lawan Hingga Titik Darah Penghabisan

 Baca Juga: Dipercaya Berasal dari Kerajaan Pajajaran, Asal-usul Warga Baduy di Pedalaman Banten Juga Diyakini Keturunan Batara Cikal yang Diutus ke Bumi

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Keadaan Kerajaan Kutai setelah Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.

Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk Islam.

Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Baca Juga: Hingga Kini Aktivitasnya Masih Membuat Jawa Tengah Bergejolak, Letusan Gunung Ini Konon Mengubah Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

 Baca Juga: Penyebab Perdagangan di Sriwijaya Mengalami Kemajuan yang Pesat

(*)