Find Us On Social Media :

Mengapa Aswawarman Disebut sebagai Wangsakarta dari Kerajaan Kutai?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 11 Januari 2022 | 17:28 WIB

Aswawarman disebut sebagai wangsakarta dari kerajaan kutai.

Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang memiliki budi pekerti baik, kuat, dan pernah mengadakan upacara persembahan 20.000 ekor lembu untuk kaum Brahmana yang bertempat di Waprakecvara.

Waprakecvara adalah tempat suci (keramat) yang merupakan sinkretisme antara kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Indonesia.

Sebagai keturunan Aswawarman, Mulawarman juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.

Pada masa pemerintahan Mulawarman, upacara penghinduan ini dipimpin oleh pendeta/kaum Brahmana dari orang Indonesia asli.

Hal ini membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya tinggi, karena Bahasa Sanskerta bukanlah bahasa rakyat sehari-hari.

Selain itu, di bawah kekuasaan Raja Mulawarman kehidupan ekonomi kerajaan mengalami perkembangan pesat dari sektor pertanian dan perdagangan karena letaknya sangat strategis.

Baca Juga: Dibentuk Setelah Jatuhnya Kerajaan Majapahit, Kerajaan Badung pun Jatuh Dalam Taklukkan Kolonialisme Belanda dengan Trik Tipuan Kapal Karam, Meski Rakyat Sudah Lawan Hingga Titik Darah Penghabisan

 Baca Juga: Dipercaya Berasal dari Kerajaan Pajajaran, Asal-usul Warga Baduy di Pedalaman Banten Juga Diyakini Keturunan Batara Cikal yang Diutus ke Bumi

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Keadaan Kerajaan Kutai setelah Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.

Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk Islam.

Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai.

Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.

Baca Juga: Hingga Kini Aktivitasnya Masih Membuat Jawa Tengah Bergejolak, Letusan Gunung Ini Konon Mengubah Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

 Baca Juga: Penyebab Perdagangan di Sriwijaya Mengalami Kemajuan yang Pesat

(*)