Find Us On Social Media :

Serigala Berbulu Domba! Bertahun-tahun Berteman Dekat Demi Kalahkan AS, China Diam-diam Tusuk Rusia dari Belakang Lewat Satu Negara yang Mati-matian Diklaim Rusia Ini

By May N, Senin, 10 Januari 2022 | 13:47 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping menjadi sekutu melawan AS

Intisari - Online.com - Langkah Rusia ke Kazakhstan adalah sebuah kutukan dan anugrah, seperti dikatakan oleh jurnalis Asia Times, Brandon J Weichert.

Memang hal ini terbilang kemampuan tidak diinginkan Rusia yang meluber ke Asia Tengah.

Namun menurut Weichert, cukup lega melihat Rusia melepas fokusnya dari Ukraina.

Banyak yang beranggapan jika pengiriman pasukan Rusia ke Kazakhstan merupakan langkah Rusia untuk membuat dunia meleng dari yang terjadi di Ukraina.

Namun, perlu diketahui jika yang terjadi di Kazakhstan lebih dari pengalih perhatian saja.

Sejak jatuhnya Uni Soviet, pemimpin Kremlin entah itu Boris Yeltsin yang liberal atau Vladimir Putin yang otokrasi, mereka terobsesi dengan kerentanan perbatasan Rusia pasca Perang Dingin.

"Ekspansi ganda" dari NATO dan Uni Eropa ke negara-negara pecahan Uni Soviet di Eropa Timur telah membuat Moskow sangat khawatir sejak 1990-an.

Namun yang lebih bermasalah untuk Kremlin adalah kemungkinan jika mereka kehilangan pengaruh atas Asia Tengah.

Baca Juga: Dari Semula Ingin Jegal China, Amerika Kini Justru Mati-Matian Ingin Jegal Rusia, Sederet Sanksi Ekomi Ini Disiapkan Untuk Menghukum Negeri Beruang Merah

Baca Juga: Benar-Benar Berubah Jadi Konflik Berdarah yang Tewaskan Banyak Orang, Militer Rusia yang Diturunkan di Kazakhstan Mengaku Telah Membunuh Banyak Pemberontak, Begini Operasi Militernya

Faktanya, para pemimpin Rusia telah sangat khawatir kehilangan pengaruhnya atas Asia Tengah, di mana Kazakhstan yang menjadi gudang energi berada.

Hal ini juga yang menyebabkan Moskow telah mempertahankan sejumlah kesepakatan multilateral sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1991.