Find Us On Social Media :

Dari Semula Ingin Jegal China, Amerika Kini Justru Mati-Matian Ingin Jegal Rusia, Sederet Sanksi Ekomi Ini Disiapkan Untuk Menghukum Negeri Beruang Merah

By Afif Khoirul M, Senin, 10 Januari 2022 | 07:50 WIB

Ilustrasi Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang via telepon

Intisari-online.com - Sebagai musuh Amerika, China telah berulang kali menerima sanksi ekonomi dari AS, bahkan keduanya terlibat perang dagang.

Kini tak hanya China, Rusia pun bakal kena korban jegal AS, karena negara tersebut kini sedang terlibat konflik membahayakan.

Dalam wawancara dengan New York Times, pejabat AS mengungkapkan rincian rencana untuk pertama kalinya.

Menjelang dialog keamanan de-eskalasi dengan Rusia yang akan berlangsung besok (10 Januari) di Jenewa, Swiss.

Baca Juga: Benar-Benar Berubah Jadi Konflik Berdarah yang Tewaskan Banyak Orang, Militer Rusia yang Diturunkan di Kazakhstan Mengaku Telah Membunuh Banyak Pemberontak, Begini Operasi Militernya

Ini adalah salah satu momen paling berbahaya di Eropa sejak berakhirnya Perang Dingin.

Rencana yang telah didiskusikan AS dengan sekutunya dalam beberapa hari terakhir meliputi:

"memotong" transaksi internasional dari entitas keuangan terbesar, memberlakukan embargo pada teknologi buatan dan rancangan AS, yang diperlukan untuk industri pertahanan dan konsumen Rusia.

Langkah-langkah seperti itu jarang diumumkan sebelumnya, tetapi karena dialog saat ini berlangsung dengan latar belakang nasib banyak perbatasan negara-negara Eropa pasca-Perang Dingin dan kehadiran militer NATO di benua itu, berada dalam bahaya.

Baca Juga: Pantes Sumringah Saat Rusia Diminta Kirim Pasukan ke Kazakhstan Ternyata Kekacauan di Sana Justru Memberi Keuntungan Besar pada Putin Ini Alasannnya

Baca Juga: Seantero Dunia Sedang Pusing Konflik Rusia-Ukraina, Mendadak Kim Jong-Un Gunakan Rudal Nuklir Korea Utara, Langsung Bikin Amerika Ketar-ketir, Ternyata Ini Akar Masalahnya

Oleh karena itu, mengutip New York Times, penasihat pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan.