Penulis
Intisari-Online.com - Setelah konflik Rusia dan Ukraina tidak mereda, Presiden Rusia Vladimir Putin malah memicu ketakutan baru.
Apa lagi yang kini ingin dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (8/1/2022), Putin dilaporkandapat merencanakan "tindakan perang" ketika Rusia terus meningkatkan aktivitas bawah lautnya.
Hal itu menurutsalah satu kepala pertahanan utama Inggris,Laksamana Sir Tony Radakin (56).
Kepala staf pertahanan yang baru Inggris itu mengatakan aktivitas bawah laut Rusia telah mengalami peningkatan fenomenal selama dua dekade terakhir.
“Ada peningkatan fenomenal dalam kapal selam Rusia dan aktivitas bawah laut selama 20 tahun terakhir," kataSir Radakin.
Namun, dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa masalahnya adalah lebih dari tentang kapal selam.
Dia menjelaskan bahwa Rusia dapat mengeksploitasi kelemahan utama yang dapat melumpuhkan bahkan militer paling maju sekalipun.
Menurutnya,Rusia dapat mengambil risiko dan berpotensi mengeksploitasi sistem informasi nyata dunia,
Yaitu kabel bawah laut yang menyebar ke seluruh dunia.
"Di situlah sebagian besar informasi dan lalu lintas dunia berjalan."
“Rusia telah mengembangkan kemampuan untuk mengancam kabel bawah laut itu dan berpotensi mengeksploitasi kabel bawah laut itu.”
Ketika ditanya apakah menghancurkan kabel akan dianggap sebagai tindakan perang, dia berkata: "Berpotensi, ya."
Ancaman bawah laut menjadi jelas baru-baru ini setelah sebuah kapal perang Angkatan Laut Kerajaan menabrak kapal selam "pemburu-pembunuh" yang tenggelam di Samudra Atlantik pada hari Kamis.
Menabrak garis sonar yang ditarik di belakang HMS Northumberland, kapal Rusia dilaporkan memaksa kapal Inggris untuk membatalkan misinya dan kembali ke pelabuhan untuk perbaikan.
Fregat Inggris Tipe 23 dilaporkan dalam misi untuk mencari kapal selam Rusia sekitar 200 mil utara Skotlandia.
Menurut laporan, kabel sonar itu diseret di atas lambung kapal selam.
Sebuah sumber mengatakan kepada The Sun bahwa setelah tabrakan, kabel itu sangat rusak dan tidak dapat digunakan.
Mantan kapten fregat Komandan Tom Sharpe mengatakan: “Pertanyaannya adalah apakah itu disengaja atau kecelakaan."
"Deteksi kapal dan kapal selam bukanlah ilmu pasti."
"Itu bisa jadi umpan jarak dekat yang salah.”
Sebuah sumber Angkatan Laut mengatakan mereka percaya itu adalah peristiwa peluang sejuta banding satu.