Find Us On Social Media :

Inilah Alasan Mengapa Mataram Kuno Runtuh Tanpa Jejak Meskipun Jadi Kerajaan Termashyur Pada Masanya

By May N, Kamis, 6 Januari 2022 | 18:40 WIB

Candi Prambanan, merupakan peninggalan kerajaan mataram kuno yang bercorak Hindu.

Intisari - Online.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu Kerajaan Hindu Buddha yang jejak kebesarannya masih terlihat sampai sekarang.

Namun tahukah Anda, tidak semua raja yang bertahta di Mataram Kuno adalah pewaris sah.

Bahkan ada pergantian kekuasaan yang tidak wajar yang sampai tercatat di prasasti.

Setidaknya ada dua prasasti yang memuat nama-nama penguasa Mataram, yaitu Prasasti Mantyasih (907 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (908 M) yang dikeluarkan di masa Balitung.

Prasasti Mantyasih menyebut ada sembilan penguasa di Kerajaan Mataram Kuno sebelum Balitung.

Dimulai dari Rakai Mataram sang Ratu Sanjaya, Sri Maharaja Rakai Panangkaran, Sri Maharaja Panunggalan, Sri Maharaja Rakai Warak, Sri Maharaja Rakai Garung, Sri Maharaja Rakai Pikatan, Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, Sri Maharaja Rakai Watuhumalang.

Terakhir adalah raja yang menulis prasastinya, Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.

Kemudian berdasarkan Prasasti Wanua Tengah III, ada 13 raja di Mataram yang berkuasa di era Balitung.

Baca Juga: Dipercaya Jadi Pelindung para Penguasa Majapahit dan Mataram, Inilah Nyi Roro Kidul, Kokohkan Kekuasaan Raja Usai Lakukan Ini Selama Tiga Hari Tiga Malam

Baca Juga: Isi Perjanjian Salatiga, Kesepakatan yang Akhirnya Membagi Mataram Jadi Tiga Wilayah Kekuasaan

Sedikit berbeda dengan Prasasti Mantyasih, Prasasti Wanua Tengah III menyebutkan raja-raja dan hari serta tahun mereka naik tahta.

Rakai Panangkaran naik tahta pada 746 M, kemudian 38 tahun kemudian tepatnya 784 M ia digantikan Rakai Panaraban.