Find Us On Social Media :

Simpanannya Dinikahi Putranya Sendiri, Raja Mataram Langsung Minta Sang Pangeran Membunuh Sang Pujaan dengan Tangannya Sendiri

By Ade S, Minggu, 24 Januari 2021 | 16:20 WIB

Sunan Amangkurat I

Intisari-Online.com - Banjir darah di tanah Mataram pernah terjadi kala Sang Raja dan Putra Mahkota mencintai seorang wanita yang sama.

Putra Mahkota menikahi seorang wanita yang selama ini 'disimpan' oleh sang Raja untuk kelak dia nikahi saat sang wanita sudah dewasa.

Tak ayal Raja Mataram pun murka. Semua pihak yang membantu dihabisi, bahkan sang gadis pujaan pun binasa.

Kisah berikut ini terjadi pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat I (1645- 1677) sebagai mana dapat kita baca dalam Kitab Babad Tanah Jawi.

Baca Juga: Perilaku Sadis Raja-raja Mataram Kala Semadi Demi Mendapat Berkah dari Nyai Roro Kidul

Disebutkan bahwa, setelah Surabaya dapat ditundukkan oleh Sultan Agung maka Adipati Surabaya, Pangeran Pekik, tidak dihukum karena Sultan sadar bahwa Surabaya memiliki potensi terbesar sebagai penunjang kekuatan Mataram.

Pangeran Pekik malah dikawinkan dengan adinda Sultan, Ratu dan Pandansari, kedudukannya pun sebagai Adipati Surabaya tidak dicabut.

Namun karena ia diminta tetap tinggal di Mataram, maka Pangeran Pekik menunjuk Ngabehi Mangunjaya sebagai wakilnya untuk menjalankan pemerintahan di Surabaya.

Ikatan Mataram— Surabaya dalam perkawinan itu semakin dipererat ketika Putera Mahkota (yang kelak menggantikan Sultan Agung sebagai Sunan Amangkurat I) dikawinkan dengan Puteri Pangeran Pekik.

Baca Juga: Kuncian Sejarah di Balik Catatan Alkitab Tentang Tambang Salomo dan Komflik Militer Raja Daud Ditemukan di Israel