Intisari-online.com -Semasa hidupnya, Pablo Escobar adalah kartel narkoba paling kaya.
Ia juga seorang kriminal terkaya sepanjang sejarah.
Penguasa penjualan narkoba Kolombia tersebut mendirikan dan memimpin Medellin Cartel, sebuah perusahaan distributor kokain.
Meskipun tinggal di Kolombia, Escobar berhasil menguasai pasar AS di tahun 1980-1990an.
Disebutkan di Express.co.uk, diperkirakan kekayaannya mencapai 22 miliar Poundsterling saat ia meninggal.
Kini angka kekayaannya senilai 43 miliar Poundsterling, atau sebesar 821 Triliun Rupiah.
Pastinya, uang sebanyak itu harusnya bisa ditemukan dengan mudah.
Namun keadaan sedikit berbeda, karena kabarnya harta Escobar malah tidak pernah ditemukan.
Hingga akhirnya, dua mantan pejabat CIA ini, Doug Laux dan Ben Smith, tak sengaja menemukannya.
Kronologi
Keduanya pergi ke bekas rumah aman yang kabarnya pernah digunakan saudara Escobar, Barrio Escobar.
Rumah itu berada di dataran tinggi timur lembah Medellin.
Segera mereka mengambil sesuatu yang dirasa ganjil di situ.
Penemuan mereka menggunakan detektor baja, dan dengan segera mereka menemukan sesuatu yang ganjil.
Smith mengatakan "kami melakukan ini bukan untuk kaya. Kami tidak bergabung dengan CIA untuk uang.
"Namun secara pribadi, aku ingin mendapat nilai setelah pencapaianku.
"Mari gunakan GPR (ground-penetrating radar) dengan peralatan ini kita bisa mengintip melalui lantai padat ini untuk melihat yang dideteksi detektor baja."
Informasi saja, GPR adalah alat berupa radar yang menembus kedalaman padatan untuk mengetahui isinya.
"GPR mengirimkan gelombang radio frekuensi tinggi yang akan memantul dengan obyek di tanah.
"Sehingga, jika ada kota atau kaleng timah, refleksi radio akan memberikan kami mengenai gambaran dan bentuk obyek tersebut."
Memindai wilayah lantai padat tersebut, keduanya sepakat ada sesuatu setelah melihat kotak persegi di layar alat mereka.
Smith mengklaim, "apapun yang di dalamnya pastilah buatan manusia.
"Dilihat dari ukarannya, bisa jadi itu brankas, kotak senjata, cukup besar untuk menyimpan uang dalam jumlah yang besar."
Kemudian setelah menggali lantai tersebut, tim temukan "pojok dari kotak persegi".
Sayangnya, isi dari kotak itu telah diambil.
Smith mengatakan pada 2017 lalu, "Pablo bisa saja menyembunyikan uangnya satu kali di kotak ini.
"Ini cukup besar untuk ribuan dolar, tapi kini tak ada apapun di dalamnya.
"Aku benci mengatakannya tapi kami mungkin harus menerima kekalahan kami di sini.
"Setidaknya ini meyakinkan kami jika kami berada di jalan yang benar."
Medellin Cartel didirikan Escobar pada 1976, menjadi penyelundup kokain pertama ke AS.
Hal ini tercipta karena permintaan narkoba yang meningkat pesat dan di tahun 1980-an, diperkirakan Escobar memimpin pengiriman bulanan sebesar 70-80 ton ke negara tetangga.
Segera setelah itu ia menjadi salah satu orang terkaya di dunia.
Namun persaingan meningkat, ia mendapat persaingan dari kartel lokal dan dari negara lain.
Hal itu segera membuat Kolonbia menjadi ibu kota pembunuhan di dunia.
Tahun 1991, Escobar menyerah kepada polisi dan dihukum penjara 5 tahun atas sejumlah dakwaan.
Namun kemudian mantan Presiden Kolombia Cesar Gaviria mencapai kesepakatan untuk tidak mengekstradisinya.
Escobar memilih ditempatkan di penjaranya sendiri yang ia bangun sendiri, La Catedral.
Setahun kemudian, Escobar melarikan diri dan bersembunyi saat pihak berwenang berusaha memindahkannya ke penjara yang lebih standar.
Hal itu segera berubah menjadi perburuan nasional.
Escobar terbunuh di tahun 1993, di kampung halamannya oleh pasukan Kepolisian Nasional Kolombia.
Meski sudah meninggal dunia, namanya terus-terusan kontroversial.
Pasalnya, sosoknya menjadi Robin Hood bagi banyak orang di kampung halamannya.
Ia menyediakan lapangan pekerjaan yang stabil untuk warga miskin.
Sehingga, kematiannya ditangisi oleh banyak orang, dan pemakamannya sampai dihadiri lebih dari 25 ribu orang.
Cerita hidupnya telah banyak diadaptasi menjadi serial atau film, seperti "Loving Pablo" yang diperankan oleh Javier Bardem.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini