Find Us On Social Media :

Namanya Tak Begitu Dikenal Dalam Sejarah Kerajaan Kuno, Siapa Sangka Melalui Darahnya Sosok Raja-Raja Majapahit Ini Terlahir

By Afif Khoirul M, Selasa, 4 Januari 2022 | 16:23 WIB

Candi Bahal I, kompleks candi Peninggalan Kerajaan Majapahit.

Intisari-online.com - Jika berbicara soal Majapahit tentu sosok yang paling dikenal adalah Raden Wijaya, Gajah Mada hingga Hayam Wuruk.

Sementara Raden Wijaya dikenal sebagai pendiri Majapahit, Hayam Wuruk adalah raja yang membawa Majapahit pada puncak kejayaan.

Meski demikian, tahukah Anda siapa leluluh kerajaan Majapahit?

Ternyata semua berasal dari kerajaan Singasari, di mana Raden Wijaya memang seorang keturunan dari kerajaan tersebut.

Baca Juga: Susah Payah Direbut Majapahit Hingga Harus Berperang dengan Belanda dan Jepang, Warga Suku di Pulau Timur Indonesia Ini Malah Berakhir Memeluk Agama Islam

Sementara sosok leluhur yang disebut sebagai cikal bakal raja-raja Majapahit ternyata adalah Wisnuwardhana.

Raja Tumapel atau kerajaan Singasari yang tersirat dalam kitab Negarakertagama dan Pararaton.

Wisnuwardhana memang tak begitu dikenal, namun dia menjadi sumber sejarah Majapahit dan Singarasi.

Wisnuwardhana adalah ayah dari Kertajaya, raja terakhir Singasari, sekaligus kakek Raden Wijaya, kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Situasi Kerajaan Majapahit Carut Marut, Para Pembesarnya Lebih Suka Hidup Mewah dan Berpesta, Sunan Ampel pun Datang dan Mampu Atasi dengan Ajaran ‘Moh Limo’, Apa Isi Ajarannya Itu?

Dia adalah penguasa yang menurunkan raja-raja Majapahit.

Dalam Praasasti Malurung, 1255 M, ayah Kertanegara bernama Seminingrat.

Namun, dalam Prasasti Maribong 1248 M, Seminingrat diduga adalah nama asli Wisnuwardhana.

Ia naik takhta dengan gelar Sri Jayawisnuwardhana Sang Mapanji Seminingrat Sri Sakala Kalana Kulama Dhumardana Kamaleksana, yang berkuasa 1248-1268 M.

Tidak dijelaskan dalam kitab Nagarakertagama, namun dalam Paraaraton dikatakan bahwa Wisnuwardhana adalah Ranggawuni.

Dalam kitab Pararaton, Wisnuwardhana adalah putra anusapati, yang merupakan putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes.

Baca Juga: Padahal Kerap Disandingkan dengan Negarakertagama dan Sutasoma Sebagai Sumber Sejarah Majapahit, 'Kitab Anonim Legendaris' Ini Malah Dikritik Habis Gegara Unsur Ini

Saat Anusapati naik takhta 1249, ia dibunuh Tohjaya dan menjadi raja Tumapel.

Tahun 1250, pembantu Tohjaya bernama Pranajaya menghasut raja untuk menyingkirkan Ranggawuni dan Mahisa Cempaka.

Tohjaya kemudian mengutus Lembu Ampal, untuk mengeksekusi keduanya, namun gagal, karena keduanya dilinduni pejabat istana Panji Patipati.

Lembu Ampal kemudian bergabung ke kubu Ranggawuni dan Mahisa Cempaka.

Dia mengalahkan perwira Tumapel hingga memberontak pada Tohjaya.

Pemberontakan itu berakhir, dengan takhta Singasari, dipegang oleh Ranggawuni dengan gelar Wisnuwardhana.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha Terbesar di Nusantara, Rupanya Umat Muslim Berhasil 'Nyempil' di Era Raja Majapahit Ini, Terkuak Berkat Adanya Penemuan Ini

Mahisa Cempaka, dan putranya Wong Teleng sekaligus cucu Ken Arok menjadi ratu Anggabhaya dengan gelar Narasinghamurti.

Kemudian, pemerintahan Wisnuwardhana dan Narasingharimurti bagaikan Wisnu dan Indra.

Hingga akhirnya, dia mengangkat Kertajaya sebagai raja Singasari berikutnya.

Menurut Nagarakertagama dan Pararaton, Wisnuwardhana menumpas pemberontakan Linggarpati di Mahibit.

Kemudian dia meninggal awal tahun 1270-an, dan dicandikan di Weleri sebagai Siwa, dan di Jajagu sebagai Budha.