Find Us On Social Media :

Jangan Panik Dengar Kasus 'Flurona' Campuran Infeksi Virus Corona dan Flu, Para Ilmuwan Bongkar Perbedaan Gejala yang Bisa Ditemukan dalam Tubuh

By Mentari DP, Selasa, 4 Januari 2022 | 09:30 WIB

Kasus flurona merupakan infeksi campuran virus corona dan flu.

Intisari-Online.com - Munculnya kasus flurona pertama di dunia langsung membuat heboh orang-orang di seluruh dunia.

Sebab kasus flurona merupakan infeksi campuran virus corona dan flu.

Masalahnya bagaimana kita tahu perbedaan antara virus corona dan flu?

Baca Juga: Setelah Omicron Menggila dan Kasus Campuran Virus Corona dan Flu Mendadak Muncul, Kini Varian Baru Covid-19 Lainnya Ditemukan, Benarkah Lebih Berbahaya dari Keduanya?

Jika sebelum pandemi, ketika kita sedang pilek dan sakit kepala, kita mungkin menganggapnya sebagai flu biasa dan melanjutkannya aktivitas seperti biasa.

Tetapi setelah pandemi melanda, bagaimana kita bisa yakin itu hanya flu biasa dan bukannya Covid-19?

Intinya adalah tanpa tes, kita tidak akan bisa tahu.

Alasannya karena gejala khas flu seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek, juga menjadi beberapa gejala utama Covid-19.

Dilansir dari independent.co.uk pada Selasa (4/1/2022), para peneliti di balik studi ZOE Covid memperingatkan bahwa mereka yang sakit tenggorokan, pilek dan sakit kepala kemungkinan juga memiliki varian Omicron.

Dengan kasus Omicron yang menyebar dengan cepat, Profesor Tim Spector, yang membantu menemukan aplikasi ZOE Covid, mengatakan kepada BBC bahwa siapa pun yang memiliki gejala ini harus mengikuti tes Covid-19.

Baca Juga: Kasus Flurona, Campuran Infeksi Virus Corona dan Flu Muncul Untuk Pertama Kalinya, Ahli Sebut Orang Dengan Kondisi Ini yang Paling Rentan, Hati-hati!

"Jumlah kasus bergejala baru telah meledak selama seminggu terakhir," kata Profesor Tim Spector.

“Bagi kebanyakan orang, kasus positif Omicron akan terasa lebih seperti flu biasa, dimulai dengan sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala.”

Namun, flu biasa sendiri disebabkan oleh jenis virus yang berbeda dengan Covid-19.

Sebagian besar virus corona, seperti flu biasa, menyebabkan infeksi ringan pada saluran pernapasan bagian atas dan menghasilkan gejala yang relatif kecil.

Orang yang terjangkit Covid19 juga menderita gejala pernapasan yang dapat menyebabkan batuk, sesak napas, kesulitan bernapas, dan demam.

Infeksi juga dapat menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, dan dalam kasus yang paling serius, kematian.

Pada kebanyakan orang, gejala flu biasa umumnya memuncak dalam dua hingga tiga hari pertama infeksi.

Sedangkan efek Covid-19 muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar.

Namun semua gejala itu berbeda jika kita telah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

Menurut Christina Marriott, kepala eksekutif Royal Society for Public Health, orang yang telah divaksin biasanya menunjukkan gejala yang kurang parah.

Seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan nafsu makan.

Akan tetapi bagi orang yang telah divaksinasi penuh diminta untuk tetap waspada terhadap gejala seperti pilek.

Baca Juga: Kembali Bikin Seisi Bumi Ketar-ketir, Dokter Mendadak Temukan Pasien Pertama di Dunia yang Terinfeksi Flurona, Campuran Infeksi Virus Corona dan Flu

 

Jika Anda tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena Covid-19, ada baiknya ada melakukan tes Covid-19.

Profesor Irene Petersen, seorang profesor epidemiologi dan informatika kesehatan di University College London juga menambahkan perbedaan gejala Covid-19 dan flu biasa.

“Hidung meler dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi," ucap Profesor Irene Petersen.

"Tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama dan satu-satunya gejala dari Covid-19."

"Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala-gejala ini, saya sarankan Anda untuk menggunakan tes aliran lateral (LFT) selama beberapa hari."

“Beberapa tes LFT pertama mungkin negatif, tetapi jika Anda memiliki Covid-19, tes tersebut kemungkinan akan menjadi positif dalam beberapa hari."

"Juga, jika Anda tahu orang lain di sekitar Anda memiliki Covid-19, kemungkinan pilek dan/atau sakit kepala Anda juga Covid jauh lebih tinggi," tutupnya.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha Terbesar di Nusantara, Rupanya Umat Muslim Berhasil 'Nyempil' di Era Raja Majapahit Ini, Terkuak Berkat Adanya Penemuan Ini