Find Us On Social Media :

Demi Ambisi Bersama Gajah Mada untuk Menyatukan Nusantara, Tribhuwana Tunggadewi Sampai Mengangkat 'Raja Bawahan' untuk Kalahkan Kerajaan di Sumatra dan Menguasainya

By May N, Senin, 27 Desember 2021 | 17:55 WIB

Ratu Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi, yang memerintah menggantikan ibunya.

Intisari - Online.com - Majapahit merupakaan kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara, yang kini menjadi Indonesia.

Para pemimpinnya memiliki ambisi untuk menguasai Nusantara, yang didukung dengan langkah politik hebat dari patih Majapahit yang terkenal, Gajah Mada.

Namun pernahkah Anda penasaran bagaimana cara mereka menyatukan Nusantara dan menguasai pulau lain selain pulau Jawa?

Kisah Majapahit menguasai Nusantara memberikan sudut pandang tersendiri untuk kerajaan tersebut, seperti salah satunya ketika Majapahit mencoba menguasai Sumatra.

Baca Juga: Sakralnya Keris Bagi Kerajaan Majapahit, Ada di Setiap Sejarah Penting Kerajaan Ini hingga Jadi Aksesoris Lelaki Majapahit, Konon Tak Ada Laki-laki yang Berani Keluar Rumah Tanpa Membawanya

Sebelumnya, ambisi menguasai Nusantara lahir dari ambisi raja terakhir Singasari, Kertanegara (1268-1292 M).

Salah satu cara Kertanegara menguasai Nusantara adalah mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatra untuk bisa menguasai Sumatra.

Cara ini kemudian diulangi lagi di masa Tribhuwana Tunggadewi atau Tribhuwana Wijayatunggadewi, Ratu Majapahit yang berkuasa setelah Jayanegara.

Kertanegara sendiri adalah kakek dari Tribhuwana.

Baca Juga: Metode 'Blusukan' Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit, Raja Berkunjung dan Berinteraksi, Hebatnya Rakyat Bisa Menyampaikan Petisi Langsung ke Raja

 

Tribhuwana mengirimkan raja bawahan Majapahit atau uparaja ke Sumatra untuk menaklukkan wilayah-wilayah penting di Sumatra.

Sosok uparaja tersebut adalah Adityawarman (1347-1375 M) yang justru malah mendirikan kerajaan besar di Sumatra, tepatnya Sumatra Barat.

Adityawarman semula dikirim guna menaklukkan wilayah-wilayah penting di Sumatra, seperti menurut penafsiran Slamet Muljana lewat bukunya, Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005).

Adityawarman dikirim ke Sumatra oleh Tribhuwana dan di sana ia akhirnya menjadi raja bawahan Majapahit dengan gelar kehormatan Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

Baca Juga: Jadi Pahlawan Besar Terkenal di Asia Tenggara, Tetapi Mengapa Nama Gajah Mada Sang Mahapatih Kerajaan Majapahit Ini Tidak Dikenal di Jawa Barat? Tragedi Ini Rupanya Jawabannya!

Lewat buku De wij-inscriptie op het Amoghapāça-beeld van Padang Candi (1907) karangan J.H.C. Kern, disebutkan jika kerajaan yang dipimpin oleh Adityawarman di tahun 1337 adalah Malayapura Swarnnabhumi, atau Kanakamedini.

Kerajaan ini berpusat di Dharmasraya, yang kini berada di Sumatra Barat.

Kerajaan Pagaruyung

Adityawarman adalah putra, atau beberapa juga menyebutnya cucu dari Dara Jingga.

Baca Juga: Sohor Sebagai Pendiri Kerajaan Terbesar di Nusantara, Raden Wijaya Ternyata Merupakan Pangeran yang Terbuang dari Kerajaan Musuh Abadi Majapahit Ini, Diburu Semata-mata Karena Darahnya

 

Dara Jingga sendiri merupakan putri Raja Dharmasraya yang terdahulu, yaitu Srimat Tribhuwanaraja Mauliawarmadewa (1286-1316 M).

Dara Jingga dibawa ke Jawa setelah Ekspedisi Pamalayu di era Kertanegara di Kerajaan Singasari.

Kemudian pasca runtuhnya Singasari, Raden Wijaya yang menantu Kertanegara mendirikan Kerajaan Majapahit.

Beberapa sejarawan beranggapan Dara Jingga dipersunting oleh Raden Wijaya, tapi ada juga yang beranggapan ia dinikahi pejabat Singasari atau Majapahit lainnya.

Baca Juga: Namanya Terdengar hingga Daratan China, Terkuak Catatan dari Negeri Panda Ini Justru Beberkan Kehidupan Asli Masyarakat di Kerajaan Majapahit, Seperti Apa?

Karena asal-usulnya yang terbilang di jajaran pejabat, akhirnya Adityawarman dipilih oleh Tribhuwana Tunggadewi menjadi wakil Majapahit.

Ia ditunjuk memimpin perjalanan ke tanah Melayu dan memulai riwayat kerajaan Pagaruyung di Sumatra Barat.

Nama Pagaruyung sendiri sebagai kerajaan belum diketahui dengan pasti, malah justru lebih banyak sumber menyebut Malayapura.

Malayapura merupakan kerajaan Melayu yang dikabarkan didirikan oleh Adityawarman itu di Dharmasraya, dan kemudian barulah dipindahkan ke Pagaruyung.

Baca Juga: Belum Mengenal Sistem Uang Seperti yang Ada Saat Ini, Namun Memiliki Sistem Jual Beli yang Maju, Inilah Alat yang Digunakan Penududuk Majapahit untuk Transaksi

 

Bukti keberadaan Kerajaan Malayapura atau Dharmasraya adalah Prasati Amoghapasa dengan bentuk arca atau patung.

Arca Amoghapasa adalah hadiah dari Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari untuk Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa (kakek Adityawarman).

Srimat Tribhuwanaraja menjadi Raja Dharmasraya saat itu, saat Ekspedisi Pamalayu dilaksanakan.

Kemudian Adityawarman menambahkan pahatan di bagian belakang Arca Amoghapasa di tahun 1347 M untuk mengesahkan dirinya sebagai raja.

Baca Juga: Kehebatannya Pernah Sampai Taklukkan Nusantara, Tak Disangka Ini Dia Taktik Perang Andalan Kerajaan Majapahit yang Membuatnya Menjadi Kerajaan Terbesar di Indonesia

Peristiwa ini juga tercatat dalam Prasasti Padang Roco seperti dituliskan dalam Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi menurut Slamet Muljana.

Prasasti itu juga menyebutkan jika di tahun yang sama pusat kerajaan di Dharmasraya dipindahkan oleh Adityawarman ke pedalaman Minangkabau yang sekarang dikenal sebagai wilayah Pagaruyung, Sumatera Barat.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini