Penulis
Intisari-Online.com -Salah satu uang koin yang populer di masa lalu yakni uang gobog yang jadi standar alat tukar di era Kerajaan Majapahit di Jawa.
Sebelum uang kertas yang banyak beredar saat ini, dahulu lazim digunakan alat tukar resmi yang berbentuk koin.
Uang gobog Majapahit banyak dibuat dari logam tembaga.
Beberapa uang logam dibuat dari logam lain, namun jumlahnya tak sebanyak uang gobog dari tembaga.
Melansir Kompas.com, gobog berbeda dengan uang standar logam seperti dinar dan dirham yang dibuat dari emas dan perak, sehingga nilai ekstrinsiknya tak setinggi kedua uang logam mulia tersebut.
Lantaran teknologi pencetakan uang logam belum secanggih sekarang, ukuran uang gobog relatif berbeda-beda.
Tebal uang gobog sekitar 2-6 mm, diameter 29-86 mm, dan berat antara 16-213 gram.
Di gambar bagian depan, terdapat relief berupa gambar wayang, alat-alat persenjataan berbentuk cakra, dan pohon beringin.
Gobog yang juga disebut sebagai uang picis ini bisa bergambar motif lain seperti ular, burung, ayam, perahu, dan bendera.
Sementara di bagian belakang, uang standar Majapahit ini memiliki gambar belakang berupa relief pohon, peralatan berbentuk senjata dan berbentuk sesaji.
Jika dilihat dari fisiknya, uang keluaran Majapahit ini mengadopsi keping uang dari China.
Bentuk uang gobog bulat tak rata dengan lubang berbentuk segi empat.
Uang gobog di era sekarang juga masih banyak digunakan di berbagai daerah di Indonesia.
Namun fungsinya telah berubah, tak lagi digunakan sebagai alat transaksi.
Masih banyak pengrajin logam di bebera daerah, terutama Jawa dan Bali, membuat gobog yang dijual untuk keperluan kelengkapan sesajen, upacara adat, dan jimat.
Di era Majapahit, selain sebagai alat tukar, uang gobog ini banyak dipakai untuk pembayaran pajak.
"Majapahit sebagai imperium yang berkuasa saat itu, mengeluarkan mata uang yang dinamai gobog. Mata uang yang pada akhirnya muncul menggantikan mata uang kepeng adalah mata uang yang bernama gobog," tulis Hutomo Putera, seperti melansirnationalgeographic.grid.id.
Kepeng sendiri merupakan mata uang berbentuk logam yang dibawa oleh para pedagang China, tersebar luas hampir ke seluruh pelosok Nusantara yang menjadi alat tukar resmi untuk perdagangan di Nusantara kala itu.
(*)