Find Us On Social Media :

Tanah di Indonesia Ini Jadi Pabrik Uang Amerika Serikat, Orang Belanda Ini Beberkan Aliran Uang dari Tambang Emas Freeport Hingga Pengakuan Warga Papua

By May N, Minggu, 5 Desember 2021 | 15:14 WIB

Delta sungai Aikwa, Papua Barat, di mana sedimen penambangan Papua telah membunuh ikan dan udang di sungai dan merusak ekosistem

"Alam adalah berkah dari Tuhan, dan kami dikenal dengan tiga S: sagu, sampan dan sungai. Namun hidup begitu sulit sekarang."

Urmani bergerak ke sungai di seberangnya, hijau mendekam dan tidak bergerak.

Ia mengklaim jika sedimen tambang telah meningkatkan tinggi sungai, membunuh ikan-ikan, kerang dan udang yang merupakan sumber pendapatan dan jenis makanan sehari-hari Kamoro.

Laporan 2012 dari Earthworks and MiningWatch Kanada mendapatkan hasil jika limbah tambang dari Grasberg telah "mengubur 166 kilometer persegi hutan dan rawa produktif dan ikan telah hilang dalam jumlah besar".

Baca Juga: Coba Contek Cara Indonesia untuk Rebut Tambang Emas Raksasa Miliknya, Papua Nugini Malah Terpaksa Besepakat dengan 'Setan', Kondisi Ini Pemicunya

Walaupun hampir sebagian Kamoro masih mencoba hidup dari memancing dan berburu makanan, mereka kesulitan mencari kerja yang diupah, ujar Urmani.

"Kami perlu mendapatkan pencaharian. Tapi kini kami menghadapi persaingan besar dengan migran non-Papua."

Warga lokal takut jika program transmigrasi pemerintah yang kontroversial, yang memindahkan warga Indonesia dari Pulau Jawa ke pulau-pulau dengan jumlah penduduk yang rendah bisa menghapus seluruh populasi orang asli Papua.

Warga asli Melanesia Kristen yang menyumbang 96% populasi pada 1971 kini menjadi minoritas dengan jumlahnya hanya 48% saja, dengan jumlah diperkirakan turun sampai 29% tahun 2020 jika migrasi terus berlanjut.

Baca Juga: Masyarakat Internasional Enggan Dukung Kemerdekaan Papua karena Kongkalikong dengan Indonesia yang 'Sudah Biasa' Beri Insentif ke Freeport?