Find Us On Social Media :

Menggunakan Nama Samaran Bahasa Tetun yang Berarti 'Buaya' Ini, Beginilah Sepak Terjang Agusto Pinto yang Memperjuangkan Integrasi Timor Leste dengan Indonesia Saking Cintanya dengan NKRI

By May N, Selasa, 9 November 2021 | 16:02 WIB

Ilustrasi. Referendum Timor Leste 1999.

Intisari - Online.com - Referendum Timor Leste tahun 1999 memang sebuah peristiwa yang disesalkan tapi tidak terhindarkan.

Meski begitu sebenarnya tidak semua rakyat Timor Leste menginginkan berpisah dari Indonesia.

Banyak kisah dari para prajurit TNI yang dulu bertugas di Timor Leste baik dalam operasi tempur dan teritorial yang membuktikan perpisahan lewat kemerdekaan Timor Leste sebagai hal yang disesali banyak pihak.

Seperti diceritakan oleh Purnawirawan TNI AD, Kiki Syahnakri dari pengalamannya bertugas di Timor Leste, yang ia sampaikan lewat bukunya 'Timor Timur The Untold Story'.

Baca Juga: Padahal Bak Hanya Tinggal 'Jentikkan Jari' untuk Seret Indonesia ke Pengadilan Internasional atas 'Dosanya' di Timor Leste, Pria Ini Justru Pilih Damai, Terungkap Alasannya!

Salah satu ceritanya adalah tentang sosok yang menyamar dengan nama samaran Lafaek.

Lafaek adalah nama samaran dalam bahasa Tetun yang artinya 'buaya', sosok Lafaek aslinya adalah Agusto Pinto.

Namun ia telah lama dikenal masyarakat Timor Timur sebagai Lafaek.

Lafaek dulunya adalah tokoh masyarakat Viqueque, anak dari Manuel da Costa Pinto, Raja Balarwain-Viqueque.

Baca Juga: Mati-matian Pilih Indonesia Saat Referendum, Begini Nasib Mengenaskan Warga Asli Timor Timur di Tanah Air, Ngaku Salah Pilih dan Ingin Kembali ke Timor Leste