Intisari-online.com - Tahun 90-an, selama satu dekade terakhir, militer AS menghabiskan jutaan dolar melatih pasukan Indonesia.
Namun, ketika Indonesia terjerat skandal pembantain di Timor Leste, AS membatasai program tersebut tahun 1991, namun Pentagon terus mencari celah melatih pasukan elit Indonesia.
Partisipasi militer Indonesia dalam kekerasan di Timor Leste telah mengobarkan kembali perdebatan sengit mengenai nilai lanjutan dari kontak militer dengan angkatan bersenjata Indonesia.
Di satu sisi adalah militer AS dan komite pertahanan di Kongres, yang berpendapat bahwa pembatasan kongres telah menghambat pengaruh Pentagon dan telah memisahkan Amerika Serikat dari generasi komandan baru.
Di sisi lain adalah kelompok hak asasi manusia dan beberapa anggota komite hubungan luar negeri kongres.
Ada yang percaya bahwa hubungan itu hanya memperkuat militer Indonesia dan telah melatih pasukan yang bertanggung jawab atas penindasan yang sudah berlangsung lama di Timor Leste.
Menurut Washington Post, Tahun 1999 pemerintah menangguhkan semua kontak militer-ke-militer tanpa batas waktu.
Presiden Clinton menuduh militer Indonesia "membantu dan bersekongkol" dengan kekerasan di Timor Leste.
Source | : | Washington Post |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR