Find Us On Social Media :

Misteri Wanita Pembunuh, Apakah Karena Sudah Gila atau Konspirasi Politik Sebabkan Mereka Bertindak Demikian? Lihat Kisah di Baliknya!

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 16 Oktober 2021 | 08:00 WIB

Marie-Anne Charlotte de Corday

Intisari-Online.com – Di masa kini, kesetaraan gender wanita diperlakukan sama, coba saja liaht sudah banyak dokter wanita, insinyur, pengacara, bahkan astronot wanita, dan masih banyak lagi.

Sudah banyak profesi yang dulunya hanya ‘dimainkan’ oleh para pria, kini para wanita pun sudah menyamainya, bahkan ada yang lebih unggul.

Meskipun demikain beberapa penugasan ada yang sebagian besar hanya bisa dilakukan oleh pria, meski wanita juga tidak lagi berada di belakang kursi.

Kesetaraan gender telah terjadi di belahan bumi mana pun.

Baca Juga: Kisah Misteri Abby Williams dan Libby German, Dua Gadis yang Videokan Pembunuh Mereka, Berhasilkah Pembunuh itu Ditangkap?

Namun, para wanita yang disebutkan di bawah ini memutuskan untuk mengambil tindakan.

Kekejaman dan ketidakadilan yang disebabkan oleh pria, memicu keinginan untuk membunuh mereka.

Dalam beberapa kasus, motif di balik pembunuhan tidak dibenarkan dan mungkin ada yang ditutup-tutupi oleh pihak berwenang.

Anda bisa menilainya sendiri dari hasil permenungan Anda.

Baca Juga: Misteri Bocah Berusia 3 Tahun yang Mengaku Lahir di Suriah ini Identifikasi Pembunuh pada Masa Lalu Kehidupannya, Apakah Dia Reinkarnasi dari Kehidupan Sebelumnya?

Marie-Anne Charlotte de Corday

Salah satu pemimpin radikal Jacobin dari Revolusi Prancis yang bertanggung jawab atas Pemerintahan Teror adalah jurnalis Jean-Paul Marat.

Dia dibunuh oleh seorang wanita bangsawan berusia dua puluh lima tahun Marie-Anne Charlotte de Corday.

Dia sudah muak dengan pandangan radikal Jacobin dan berpikir bahwa jika dia terus hidup, akan ada pecahnya perang saudara.

Dia telah merencanakan untuk membunuh Marat di depan Konvensi Nasional untuk menjadikannya contoh.

Segera dia mengetahui bahwa dia tidak lagi menghadiri pertemuan karena kesehatannya yang menurun.

Marat akan bertemu orang-orang dan melakukan urusannya dari bak mandinya yang penuh dengan cairan obat.

Corday mendapat akses ke kamar mandinya pada 10 Juli 1793 dengan memberi tahu pengurus rumah tangga bahwa dia memiliki beberapa informasi mengenai rencana melawan negara.

Ketika dirawat di kamar mandinya, Corday memberinya beberapa nama komplotan. Dia kemudian menusukkan pisau ke dadanya.

Baca Juga: Siapakah Pria Ini, Apakah Dia Pahlawan atau Pembunuh Berdarah Dingin? Kisah ‘Robin Hood’ di Dunia Nyata, Tapi Akhirnya ‘Tersandung’ Akibat Ulahnya Sendiri

Tindakannya itu diabadikan dalam lukisan oleh banyak pelukis terkenal.

Ironisnya, wanita ini dipenggal seminggu kemudian.

Khioniya Guseva

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan masa lalu Khioniya Guseva.

Dia adalah seorang petani yang tinggal di distrik Syzran di Simbirsk Guberniya.

Menurut komite investigasi, dia berusia 33 tahun dan dihukum karena membunuh Grigori Rasputin, yang adalah seorang petani, tabib dan tokoh berpengaruh, yang berteman dengan Tsar Nicholas II dari Rusia.

Menurut beberapa sejarawan tanggal percobaan pembunuhan itu dilakukan pada 29 Juni 1914, tetapi ada yang mengatakan itu 13 Juli.

Rasputin sedang mengunjungi tsar Rusia di desanya di sepanjang sungai Tura.

Dia menerima telegram dan ketika ditinggalkan untuk membalasnya, dia diserang oleh Guseva yang tidak berhidung.

Baca Juga: Pantas China Sampai Bikin Aturan yang Mustahil Diterapkan di Indonesia, Faktanya Game Online Memang Sudah Dianggap Narkoba, Bahkan Satu Kelompok dengan 'Pemicu' para Pembunuh Sadis Ini

Dia menusukkan pisau ke perutnya dan berteriak, "Aku membunuh antikristus!".

Wanita itu mengejar Rasputin, karena melihat dia tidak mati.

Rasputin memukul wanita itu dengan poros dan kerumunan akan membunuhnya kalau wanita itu tidak menyerahkan diri pada seorang polisi.

Gusset ditemukan gila dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Dia dibebaskan pada tahun 1917.

Wanita ini telah berusaha untuk membunuh Patriark Tikhon dari Moskow, pada tahun 1919.

Tidak banyak informasi yang tersedia tentang apa yang terjadi padanya setelah itu dan mengapa dia dibebaskan sejak awal akan selalu menjadi misteri.

Violet Gibson

Putri Lord Ashbourne menjalani kehidupan yang nyaman dan tidak khawatir di dunia.

Dia membuktikan kepada dunia bahwa Anda tidak perlu menjadi miskin atau tertindas untuk melawan segala bentuk ekstremisme.

Baca Juga: Lolos dari Eksekusi Mati, Pembunuh Berantai Wanita Lizzie Halliday Rupanya Kerap Lakukan Hal Ini untuk Lolos dari Hukuman dan Terus Lakukan Pembunuhan

Lahir di Dublin dengan sendok perak di mulutnya, yang adalah seorang Katolik Roma.

Pada tanggal 7 April 1926, Violet Gibson menembak Benito Mussolini, pemimpin Fasis Italia, yang sedang duduk di mobilnya setelah meninggalkan sebuah majelis di mana ia menyampaikan pidato tentang keajaiban pengobatan modern, yang ironisnya akan menyelamatkan hidupnya beberapa waktu kemudian.

Wanita itu menembaknya tiga kali, namun hanya berhasil mengenai hidungnya.

Gibson berusia 50 tahun pada saat percobaan pembunuhan.

Dia tidak bisa memberikan alasan apapun untuk percobaan pembunuhan itu, sehingga dinyatakan gila.

Dia kemudian dibebaskan atas permintaan khusus dari ayahnya Lord Ashbourne.

Apakah dia tahu sesuatu yang pihak berwenang tidak ingin orang tahu?

Apakah mereka mencoba mendiskreditkannya dengan menyatakan gila?

Satu lagi misteri untuk Anda pecahkan.

Baca Juga: Lebih dari 30 Wanita Dibunuhnya, Inilah Fakta-fakta Ted Bundy Pembunuh Berantai Paling Keji di Amerika Tahun 70-an, Apa Latar Belakang Dia Lakukan Semua Itu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari