Semua praktik ini berfokus pada membangun kekebalan alami mereka, sehingga anak-anak hanya mengenalkan mantel musim dingin ketika suhu turun di bawah -4 derajat Celcius.
Praktik mengajak anak-anak keluar untuk tidur siang begitu lazim, termasuk anak-anak yang belum bisa berjalan, mereka digendong ke luar dan diselubungi selimut hangat untuk tidur siang.
Beranda dan kamar semi terbuka seperti itu dipanaskan dengan tungku kayu bakar, untuk menahan hawa dingin yang paling parah.
Praktek ini berlanjut bahkan sampai tahun 1970-an dan 1980-an.
Mereka yang masih anak-anak ketika tahun 70-an dan 80-an ingat pernah diajak jalan-jalan hanya dengan pakaian dalam, yang dicuci dengan air beku dari selang.
Banyak dari anak-anak yang tidak menikmati pengalaman ini dan membuat ulah.
Apalagi kantong tidur yang dibuat untuk tidur siang sangat sempit.
Banyak orang yang masih anak-anak saat itu mengingat sistem taman kanak-kanak sebagai mengingatkan pada kamp kerja paksa.
Praktek tidur dalam cuaca dingin adalah sesuatu yang terjadi setiap hari jika suhunya lebih dari -10 derajat Celcius.