Penulis
Intisari-Online.com -Kapal selam nuklir menjadi senjata laut yang canggih dan menggiurkan.
Hal ini terlihat dari perjanjian tiga negara antara Australia dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris bernama AUKUS, yang buat Australia mendapatkan kapal selam nuklir.
Nyatanya, mereka sampai melupakan perjanjian dengan Perancis demi mendapatkan kapal selam nuklir.
Memang jika dilihat dari kacamata Australia, lebih baik pilih kapal selam nuklir saja sekalian, daripada buang-buang uang membuat kapal selam konvensional dengan Perancis.
Kapal selam nuklir adalah teknologi yang tidak semua orang miliki, dan menjadi senjata yang canggih untuk saat ini.
Pembuatannya memakan waktu 20 tahun dan tentu dibanderol dengan biaya mahal, tapi siapa sangka proyek mentereng Australia ini diprediksi bakalan sia-sia.
Mengutip news.com.au, proyek sebesar USD 100 miliar (Rp 1000 Triliun) menghadapi kegagalan yang tidak terhindarkan.
Penyelesaian pembuatan kapal selam selama 20 tahun terbilang optimistik dan kemungkinan besar akan terlambat.
Kini cendekiawan telah melontarkan prediksi yang pastinya akan menghancurkan impian Australia terkait impian kapal selam nuklir mereka.
Bahkan disebut-sebut sebagai dinosaurus di laut yang dalam!
"Kapal selam… hanya punya satu trik besar. Mereka mematikan, tapi jika dalam konflik kapal selam bisa dideteksi, kapal selam tersebut mati," ujar profesor emeritus ilmu sistem kompleks di Universitas Nasional Australia Roger Bradbury.
Dalam esai pendek yang dipublikasikan oleh Defence Connect, ia membeberkan apa artinya mesin mahal dan kompleks ini.
Bradbury mengatakan ia dan tim analisisnya mengidentifikasi tren teknologi yang bisa berdampak pada medan perang kapal selam.
Kesimpulan yang didukung kecerdasan buatan (AI) dikatakannya memprediksi jika laut akan menjadi 'transparan' pada 2050-an.
"Laut transparan akan menjadi hasil integrasi sistem sensor yang belum dikembangkan, dan kemungkinan akan selesai bersamaan, ketika terjadi, hal tersebut terjadi dengan cepat," ujarnya memperingatkan.
"Era kapal selam akan berakhir dengan ledakan, bukan dengan rengekan."
Artinya, jelas-jelas kapal selam nuklir tidak akan berguna.
Proyek mentereng Rp 1000 Triliun
Sayangnya bagi Australia, Bradbury yakin kejadian kepunahan senjata-senjata besar akan terjadi pada 2050.
Kehancuran senjata masif di tengah jadwal pengiriman bagi proyek terbesar dan paling mahal bagi Australia itu pastinya akan menjadi tamparan keras bagi mereka.
Kapal selam Australia yang jumlahnya sampai delapan itu jelas tidak akan murah.
Dikutip dari Sydney Morning Herald, masing-masing kapal selam nuklir kelas US Virginia mencapai sekitar AUD 5 miliar untuk dibangun, tapi akan ada biaya pengembangan dan perencanaannya, termasuk ongkos pembangunan kapal selam nuklir di Australia dan bukan di AS ataupun Inggris.
Biaya itu sendiri total mencapai USD 100 miliar (Rp 1000 triliun).
Saat yang sama, teknologi baru berlomba-lomba tumbuh melawan kapal selam.
Seperti halnya jet tempur F35 yang tertunda, kapal selam nuklir Australia berisiko muncul di dunia di mana teknologi tersebut tak lagi relevan.
"Akan selalu ada perlombaan senjata antara sistem senjata yang memaksa satu sama lain berevolusi atau mati. Terkadang evolusinya bertahap… tapi biasanya langsung punah," papar Bradbury.
Perbedaan suatu senjata akan punah atau berevolusi ada pada spesialisasi.
"Jika sistem itu sangat terspesialisasi, maka kemungkinan tidak ada jalan evolusi untuk selamat di dunia yang berubah."
Kapal selam, dengan kompleksitas tinggi dan waktu lama untuk dibangun, tentu saja senjata yang terspesialisasi.
Saat ini, mereka adalah "predator puncak."
Tidak terlihat, tidak terdengar, mematikan.
Dikombinasikan dengan ukuran dan keragaman dari lautan di dunia, sangat banyak keuntungan yang mereka dapatkan.
Satu kapal selam dapat menghancurkan kapal perang di permukaan yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari mereka sendiri.
Mereka juga berguna untuk menyelundupkan pertemuan intelijen serta misi pasukan khusus.
Namun hanya yang terbaik saja yang bisa memburu kapal selam lain.
Ketika berbicara kemampuan siluman (bersembunyi dan tidak terlacak), kapal selam sudah menguasainya selama 50 tahun.
Namun hari-hari tenang kapal selam sudah berakhir.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini