Penulis
Intisari-Online.com -Perjanjian keamanan dan pertahanan antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) atau AUKUS telah benar-benar menenggelamkan sentimen Perancis dan Uni Eropa atas integrasi Indo-Pasifik.
Memperbaiki hubungan tidak akan mudah, tapi seharusnya diprioritaskan untuk membantu membentuk lingkungan strategis abad ke-21 yang optimal untuk semua pihak yang khawatir.
Mengutip The Strategist, pengaturan ini telah memrpduksi kegagalan simbolis yang patut diperhitungkan.
Paling mudah diingat adalah keputusan Perancis untuk menarik dubesnya dari Australia dan AS merespon pengumuman AUKUS dalam program kapal selam bertenaga nuklir yang mengakhiri proyek pembangunan kapal selam Australia oleh Perancis yang senilai dengan miliaran dollar.
Ada tanda bahwa hal ini akan menuntun pada kemunduran yang dapat diperhitungkan untuk kerjasama Eropa di Indo-Pasifik.
Contohnya, Paris telah mencari cara mengganggu kemajuan negosiasi perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Australia.
Apa yang paling mengerikan dari kejadian ini adalah hal ini mengganggu tren bertahun-tahun meningkatnya hubungan Paris, Brussel dan ibukota di benua tersebut dengan Indo-Pasifik baik untuk membangun wilayah dan hubungan geopolitik.
Gangguan ini seharusnya dianggap sebagai kekhawatiran serius di kedua belah pihak, bahkan jika AUKUS bisa membantu mengikat negara non Uni Eropa, Inggris dan AS di Indo-Pasifik.
Indo-Pasifik adalah wilayah yang menjanjikan kesempatan dan tantangan, terutama disebabkan oleh bangkitnya China.
Merespon dinamika wilayah pasti ditingkatkan dengan pembagian beban, terutama ketika sangat terlibat dengan mitra yang berpikiran serupa dan bisa meningkatkan susunan keanggotaan bersama seperti sistem persekutuan AS.
Dirilisnya dokumen kunci dalam proses keterilbatan ini, yaitu EU strategy for cooperation in the Indo-Pacific, kini serasa sia-sia setelah pengumuman AUKUS.
Dokumen tersebut padahal menyusun prioritas blok dan mekanisme untuk terlibat dalam isu kritis wilayah.
Prioritasnya termasuk mempromosikan perkembangan ekonomi dan integrasi, mempertahankan keamanan nasional, melindungi rantai pasokan internasional dan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim, semuanya yang menggemakan pemerintahan Indo-Pasifik dalam berbagai tingkat.
Uni Eropa dan negara anggotanya secara aktif mengejar kemitraan dengan negara Indo-Pasifik untuk menggapai kepentingan strategis perdagangan bersama.
Meskipun baru saja terbentuk, keterlibatan Uni Eropa dengan Indo-Pasifik adalah keterlibatan yang baik.
Perancis memiliki kepentingan nasional langsung melalui beberapa teritori di luar negeri; 1,5 juta warganya dan zona ekonomi eksklusif mereka yang besar terbentuk di Indo-Pasifik.
Lainnya, seperti Jerman dan Uni Eropa keseluruhan, bertindak secara lebih umum tapi masih memiliki kekhawatiran asli untuk kesehatan ekonomi yang terhubung dengan mereka dan aturan internasional.
Kemitraan Eropa-Indo-Pasifik telah melampaui tahap retorika, kapal fregat Jerman Bayern, contohnya, kini sedang mengikuti latihan gabungan di wilayah tersebut 20 tahun setelah Berlin memiliki kehadiran angkatan laut terakhirnya di Asia.
Kemitraan diplomatik seperti Perancis-India-Australia juga telah terbentuk.
Ikatan Uni Eropa-ASEAN telah tumbuh melalui beberapa jalur, memberi pondasi untuk kesepakatan mengubah permainan seperti perdagangan bebas antar wilayah.
Laporan dari Perth USAsia Centre and Konrad-Adenauer-Stiftung menunjukkan pemerintahan Indo-Pasifik telah secara terbuka menerima dan mencari cara menguatkan kepentingan Eropa yang makin meningkatkan.
Tokyo, misalnya, telah membentuk perjanjian kemitraan ekonomi dan strategis utama dengan Brussels.
Ini juga mengatasi tantangan dengan koordinasi militer UE dengan memajukan hubungan keamanan antar negara dengan masing-masing negara anggota.
Para pemimpin Asia Tenggara melihat Eropa mampu memainkan peran penting dalam meredam efek kontestasi AS-China.
Canberra membayangkan bekerja sama dengan Eropa untuk menyediakan alternatif pembangunan dan keamanan bagi negara-negara tetangga selain Beijing.
AUKUS akan mengancam kemitraan yang menjanjikan ini selama ada persepsi bahwa Inggris dan AS akan mendominasi hubungan Indo-Pasifik.
Persepsi ini tapi bisa dikelola dengan diplomasi yang sama akan diperlukan guna mengembalikan hubungan Australia, Inggris, dan AS dengan Eropa dengan status quo ante sedikit lebih dari seminggu yang lalu.
Ada harapan kondisi ini bisa pulih lebih cepat yaitu beberapa negara kunci Indo-Pasifik termasuk Jepang dan India akan menerima AUKUS sampai tahap tertentu.
Faktor pendorong kedua adalah bahwa, seperti yang dicatat oleh pejabat dan pengamat Prancis dalam seminggu terakhir, motivasi untuk integrasi Eropa di Indo-Pasifik jauh melampaui keharusan komersial melindungi satu kesepakatan kapal selam, tidak peduli seberapa berharganya.
Mereka merupakan komitmen yang jauh lebih dalam dan sepenuhnya tulus oleh Eropa untuk membantu membentuk masa depan kawasan dengan cara yang dapat menguntungkan semua orang.
Realitas ini harus segera dikenali dan ditindaklanjuti oleh pembuat kebijakan di Canberra, London dan Washington, serta Paris, Brussel, dan ibu kota Eropa lainnya.
Jika dikelola dengan benar, pengaturan AUKUS yang baru masih dapat memberikan jalan untuk mendorong, bukannya menghambat, integrasi Eropa yang mengesankan ke Indo-Pasifik di abad ke-21.