Penulis
Intisari-Online.com - Jepang melaporkan agresi China di Laut China Selatan semakin memanas.
Bahkan ketegangan China dengan Taiwan juga meningkat.
Hal ini membuat khawatir Jepang. Mereka takut perang pecah diLaut China Selatan.
Oleh karenanya, Jepang meminta bantuan negara-negara Eropa.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengatakan kepada Guardian bahwa militer China menjadi lebih kuat dan berusaha menggunakan kekuatannya untuk secara sepihak mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan.
Tidak hanya secara militer, tapiMenteri Nobuo Kishi memperingatkan bahwa China juga menjadi lebih kuat secara politik dan ekonomi.
Hal inilah menyebabkan Tokyo kekhawatir.
"Jepang memiliki keprihatinan yang kuat dalam hal keselamatan dan keamanan tidak hanya negara dan kawasan kita sendiri tetapi juga untuk komunitas global," kata Kishi seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (21/9/2021).
“China memperkuat kekuatan militernya baik dari segi kuantitas maupun kualitas, dan dengan cepat meningkatkan kemampuan operasionalnya."
Komentar Kishi muncul di tengah kekhawatiran yang berkembang seputar niat China dengan Taiwan dan Laut China Selatan yang disengketakan.
Taiwan adalah negara yang diperintah secara demokratis.
Tetapi China mengklaim kedaulatan atas pulau itu dan telah mengindikasikan rencana untuk menggabungkannya.
Chinabahkan tidak segan-seganmenggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehubungan dengan Taiwan.
DanMenteri Pertahanan Jepang itu mengatakan jika terjadi sesuatu dengan Taiwan, maka Jepang bisa terkena dampaknya juga.
“Perdamaian dan stabilitas Taiwan terhubung langsung ke Jepang."
"Oleh karenanya, kami memantau dengan cermat hubungan antara China dan Taiwan, serta aktivitas militer China,” kata Kishi.
“Ketika China memperkuat militernya, keseimbangannya dengan Taiwan sangat miring ke pihak China.”
Ada dugaan sikap agresif China berhubungan dengan aliasi Aukus antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Di manaaliansi itu akan memasok Australia dengan teknologi kapal selam bertenaga nuklir.
Pakta ini dianggap juga untuk melawan ancaman dari China.