Intisari-Online.com -Aliansi Aukus langsung memberi tekanan pada China dan Rusia.
Diketahui dua negara itu memang tidak akrab dengan ketiga negara dalamaliansi Aukus.
Aliansi Aukus sendiri terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Dan aliansi itu jelas membuat musuh-musuh ketiga negara bereaksi.
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (20/9/2021), permusuhan China dan Rusia terhadap komunitas internasional menghadapi tekanan barusetelah aliansi Aukus ada.
Hal itu kata mantan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta.
Panetta bersikeras kesepakatan yang dicapai minggu ini antara Washington, Canberra, dan London adalah "pesan yang jelas".
Bahwa tiga negara itu siap mengambil langkah besar guna menghadapi tanggapan.
Berbicara kepada Sky News, mantan kepala pertahanan itu mengatakan: "Hal terpenting yang perlu dilakukan dalam berurusan dengan China adalah memperkuat aliansi kami."
“Satu hal yang tidak dilakukan China dengan baik adalah memiliki sekutu.Hal yang sama dengan Rusia."
"Mereka tidak suka negara lain mengembangkan aliansi yang mungkin membatasi mereka dalam keputusan yang mereka buat."
LanjutPanetta, aliansi mereka sangat jelas.
"Bahwa kami akan dapat bertukar tidak hanya intelijen tetapi juga teknologi."
“Dan kami akan membantu menyediakan kapal selam bertenaga nuklir kepada Australia."
"Sehingga mereka dapat memiliki kemampuan itu, saya pikir apa yang dilakukannya adalah mengirim pesan ke China bahwa kami tidak akan hanya duduk dan membiarkan China memilikinya (konflik Laut China Selatan."
Pakta antara Inggris, AS, dan Australia telah dilihat secara luas sebagai upaya untuk melawan meningkatnya ketegasan militer China di kawasan Indo-Pasifik.
Beijing dengan cepat mengecam inisiatif itu sebagai "sangat tidak bertanggung jawab" dan merupakan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas regional.
Tapi Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan itu tidak dimaksudkan sebagai langkah "bermusuhan" terhadap China atau kekuatan lainnya.
Di sisi lain, aliansi baru itu membuat marah Prancis.
Ini karena melihat Australia membuang pesanan multi-miliar dolar untuk kapal selam Prancis demi kesepakatan alternatif dengan Inggris dan Amerika Serikat.
Kesepakatan itu juga membuat marah China. Karena kekuatan besarmakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik.
“Kami akan bekerja lebih dekat bersama untuk menggunakan berbagai teknologi mutakhir," kataMenteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.
"Dari kapal selam bertenaga nuklir pada awalnya dan kemudian melihat kecerdasan buatan dan komputasi kuantum," tutupnya.