Find Us On Social Media :

Pantesan Indonesia Manggut-manggut Lautnya Dilewati Kabel Raksasa dari Australia Sampai Singapura, Suntikan Rp 40 Triliun Ini Bisa Jadi Pemulus Proyek Dua Negara Tetangga Ini di Indonesia

By May N, Sabtu, 25 September 2021 | 19:43 WIB

Ilustrasi ladang sel surya milik Australia Sun Cable, yang berencana kirim tenaga surya ke Singapura melewati Selat Sunda dan Laut Jawa, Indonesia

Keduanya membantu Indonesia membangun pembangkit listrik bertenaga baterai lithium-ion di dekat Jakarta, dengan memberi investasi USD 1.1 miliar.

Baterai itu akan digunakan di mobil listrik Hyundai dan Kia, termasuk beberapa yang dirakit di Indonesia, tapi pemerintah mengatakan perusahaan manufaktur itu bisa memberikan baterai senilai USD 600 juta untuk ladang sel surya.

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan awal September lalu bahwa investasi asing diharapkan memberi tambahan USD 8,7 miliar ke dalam ekosistem mobil elektrik Indonesia tahun depan, termasuk disuntikkan kepada pabrik produsen baterai, prekursor dan katoda.

Perusahaan china Tsingshan Steel, operator untuk kompleks pemrosesan nikel di Teluk Weda dan Morawali di Sulawesi Tengah dan Maluku, juga merencanakan fasilitas baterai lithium besar.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Resesi, Ternyata Beginilah Pertumbuhan Ekonomi Daerah-daerah di Indonesia Tahun 2020 Lalu, Siapa Sangka Provinsi Papua Ungguli Pertumbuhan Ekonomi di Jawa

Singapura belum memberi lampu hijau untuk proyek bawah laut tersebut, tapi proyek ini menggarisbawahi pendekatan mengubah lanskap energi di Indonesia dan Asia Tenggara lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Grup Sunseap Singapura merencanakan ladang sel surya mengapung 2.2 gigawatt pada suaka di pulau Batam, menyuplai listrik kepada Otoritas Pengembangan Industri Batam dan Singapura.

Pembangunan fasilitas USD 2.2 miliar diharapkan mulai tahun depan dan memakan 2 tahun untuk selesai.

Desember tahun lalu, PLN dan firma Abu Dhabi, Masdar, memulai pekerjaan membuka pembangkit listrik surya mengapung di Jawa Barat senilai USD 145 juta, yang akan menjual listriknya dengan harga bersaing mengalahkan energi batu bara.

Baca Juga: Menteri Luhut Sampai Menyebutnya 'Pembuka' Industri Kendaraan Elektrik di Indonesia, Smelter Nikel RI-China Ini Dicacat Mati-matian Oleh Pihak Internasional, Ini Sebabnya