Find Us On Social Media :

Sering Diusik AS di Laut China Selatan, China Kirim Balik Kapal Perangnya Ke Wilayah Laut Amerika Sambil Berikan Pesan yang Membuat Amerika Kepanasan

By May N, Senin, 13 September 2021 | 14:28 WIB

Ilustrasi kapal induk AS di Laut China Selatan

Intisari-Online.com - Ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) terus meningkat.

Selain persaingan kekuatan adidaya, kedua negara juga unjuk gigi di perairan internasional.

Laut China Selatan menjadi panggung persaingan keduanya.

Awal bulan ini, AS mengirimkan kru penyerang Carl Vinson Carrier Strike Group (VINCSG) ke Laut China Selatan pertama kalinya selama pengiriman kelompok tersebut di tahun 2021.

Baca Juga: Pantas China Geram Kapal Perang AS Melintas di Wilayah Laut China Selatan, Rupanya China Tengah Merencanakan Hal Licik Ini di Wilayah Tersebut

Kelompok penyerang itu melakukan operasi keamanan maritim, termasuk operasi penerbangan dan latihan serangan maritim.

Laksamana Muda Dan Martin, komandan VINCSG mengatakan: "Kebebasan dari semua negara untuk berlayar di perairan internasional sangatlah penting, dan terutama penting di Laut China Selatan, di mana hampir sepertiga transit perdagangan maritim global terjadi setiap tahunnya.

"Saat kami transit di Pasifik dari San Diego menuju Laut China Selatan, kami memiliki wewenang dan kenikmatan bekerja bersama sekutu, mitra dan rekan-rekan tim gabungan dalam berlatih serta terlibat dalam operasi-operasi gabungan, semua dengan tujuan memastikan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.

"Ini semua ada di dalam kepentingan kami bahwa komunitas internasional memainkan peran penting melestarikan aturan internasional."

Baca Juga: Seenak Jidat Bikin Aturan di Wilayah Laut China Selatan, China Ngamuk Kapal Perusak Amerika Berlayar di Dekat Kepulauan Spratly, Padahal Inilah yang Dilakukan Angkatan Laut AS

Namun, media pemerintah China mencecar pengiriman kelompok penyerang AS ke perairan penuh sengketa tersebut.

Hu Xijin, kepala editor Global Times, membuat cuitan di Twitter: "Kuharap ketika kapal perang China melewati Laut Karibia atau muncul di dekat Hawaii atau Guam suatu hari nanti, AS akan melaksanakan standar yang sama terkait kebebasan berlayar.

"Hari itu akan datang," seperti dikutip dari Express.co.uk.

 

Angkatan Laut AS merespon komentar Xijin dengan menyatakan AL AS telah "memegang teguh standar kebebasan berlayar lebih lama daripada keberadaan Angkatan Laut PLA."

Baca Juga: Belum Selesai Saling Adu Otot di Laut China Selatan, China dan AS Kini Rebutan Kekuasaan Memperebutkan 'Ular' Raksasa yang Jadi Penopang Ekonomi Negara Asia Tenggara Ini

Laut China Selatan adalah wilayah yang penuh sengketa dan diklaim oleh China, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.

Hubungan diplomatik antara negara-negara yang terlibat dalam ketegangan di Laut China Selatan sudah semakin tegang.

Beberapa bulan terakhir, Beijing telah mengklaim dominansinya di wilayah itu dan telah membangun beberapa pangkalan militer di beberapa karang.

Meskipun tidak memiliki klaim apapun terhadap bagian manapun di kepulauan dan perairan tersebut, Washington telah meningkatkan keberadaan militer mereka untuk melawan dominansi China di wilayah tersebut.

Baca Juga: Semena-Mena Klaim Laut China Selatan Sampai Bikin Undang-Undang Ini, Tak Heran Seluruh Dunia Marah Pada China, Tindakannya Dianggap Sudah Menginjak-Injak Hukum Internasional

USS Benfold, kapal penghancur AS, memasuki perairan lewat Kepulauan Paracel, yang diklaim China sebagai wilayah milik mereka.

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan kapal penghancur itu memasuki wilayah Laut China Selatan tanpa persetujuan.

Beijing mengklaim gerakan AS ini melanggar kedaulatan mereka dan mengguncang stabilitas wilayah.

Dalam pernyataannya, PLA menyebutkan: "Kami mendesak AS untuk segera menghentikan aksi provokatif seperti ini."

Baca Juga: Pantesan Dunia Mencak-mencak dengan Sikap Semena-mena China Buat Aturan Ilegal di Laut China Selatan Ini, Rupanya Aturan Ini Sangat Berbahaya Bahkan Bisa Memicu Perang

Namun, Angkatan Laut AS mengklaim kapal penghancur itu memiliki kebebasan berlayar di wilayah yang masih di bawah hukum internasional.

AL AS mengatakan: "Di bawah undang-undang internasional seperti contohnya UU Konvensi Laut, kapal dari semua negara termasuk kapal perang mereka, memiliki hak melewati perairan mana saja.

"Dengan menerapkan penyeberangan tidak bersalah tanpa memberikan notifikasi sebelumnya atau meminta izin dari siapa saja yang mengklaim wilayah di sini, AS menantang pelarangan tanpa dasar yang dilakukan oleh China, Taiwan dan Vietnam."

Mereka menambahkan: "Dengan melaksanakan operasi ini, AS mendemonstrasikan bahwa perairan ini lebih dari apa yang bisa diklaim China sebagai wilayah laut mereka, dan bahwa klaim China terkait batas wilayah di sekitar Kepulauan Paracel tidak sesuai dengan hukum internasional."

Baca Juga: Setelah China Sesuka Hati Pasang Peraturan Mereka di Laut China Selatan, Pakar Malah Yakin untuk Urusan Kapal-kapal yang Kebal dari Hukum Internasional Ini China Akan Lebih Cerewet Lagi

Zhao Lijian, humas Kementerian Luar Negeri China, mengatakan AS berniat melanggar perdamaian dan stabilitas wilayah.

Ia mendesak Washington untuk berhenti "menyetir masalah" di wilayah tersebut.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kebebasan di laut adalah kepentingan "menggiurkan" bagi semua negara.

Ia mengatakan: "Tidak ada tatanan maritim berdasarkan peraturan di bawah ancaman lebih besar dibandingkan di Laut China Selatan.

Baca Juga: Selama Ini Adem Ayem, Mendadak Seantero Dunia Dibuat Marah Besar Gara-gara China Seenak Jidat Bikin Peraturan Gila Ini di Laut China Selatan, Apa Itu?

"China terus memaksa dan mengintimidasi negara-negara pesisir Asia Tenggara, mengancam kebebasan navigasi di jalur global yang kritis ini."

Mei lalu, China "mengusir" kapal perusak rudal yang dipandu AS setelah "masuk tanpa izin" ke perairan teritorial Beijing di Laut China Selatan.