Namun, media pemerintah China mencecar pengiriman kelompok penyerang AS ke perairan penuh sengketa tersebut.
Hu Xijin, kepala editor Global Times, membuat cuitan di Twitter: "Kuharap ketika kapal perang China melewati Laut Karibia atau muncul di dekat Hawaii atau Guam suatu hari nanti, AS akan melaksanakan standar yang sama terkait kebebasan berlayar.
"Hari itu akan datang," seperti dikutip dari Express.co.uk.
Angkatan Laut AS merespon komentar Xijin dengan menyatakan AL AS telah "memegang teguh standar kebebasan berlayar lebih lama daripada keberadaan Angkatan Laut PLA."
Laut China Selatan adalah wilayah yang penuh sengketa dan diklaim oleh China, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.
Hubungan diplomatik antara negara-negara yang terlibat dalam ketegangan di Laut China Selatan sudah semakin tegang.
Beberapa bulan terakhir, Beijing telah mengklaim dominansinya di wilayah itu dan telah membangun beberapa pangkalan militer di beberapa karang.
Meskipun tidak memiliki klaim apapun terhadap bagian manapun di kepulauan dan perairan tersebut, Washington telah meningkatkan keberadaan militer mereka untuk melawan dominansi China di wilayah tersebut.