Berambisi Mendapatkan Pengakuan Internasional, PM Jepang Ini Harus Membayar Mahal Pelaksanaan Olimpiade 2020 dengan 'Jatuh Pada Pedangnya Sendiri'

May N

Penulis

Japan’s Chief Cabinet Secretary Yoshihide Suga unveils the name of new era “Reiwa” at the prime minister’s office in Tokyo, Monday, April 1, 2019. Japan says next emperor Naruhito’s era name is Reiwa, effective May 1 when he takes the throne from his father.(AP Photo/Eugene Hoshiko)

Intisari-online.com -Waktunya tidak bisa lebih mengejutkan lagi walaupun sedikit banyak bisa diprediksi, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan akan mengundurkan diri.

Melansir Asia Times, Jumat kemarin (3/9/2021) PM Suga mengatakan ia tidak akan menjadi pemimpin partai Liberal Demokrasi yang berkuasa.

Suga akan tetap berada di kursi perdana menteri sampai pemilihan ketua partai dilaksanakan pada 29 September.

Artinya, kurang dari 1 bulan lagi, PM Suga akan lengser.

Baca Juga: 38 Tahun Lalu, Tembakan Sukhoi Akibatkan 269 Penumpang Pesawat Korean Air Tewas di Laut Jepang, Akibatkan ‘Tegangan Tinggi’ Uni Soviet dan Amerika Serikat

Ia dipilih sebagai penerus PM Shinzo Abe, PM terlama Jepang, September tahun lalu.

Tanpa warna, dan selalu dibayangi pemerintahan PM Abe, Suga gagal mendapat dukungan publik dengan personanya.

Ia juga tidak berhasil menangani berbagai tantangan ketika ia memimpin.

Namun kesalahan utamanya adalah karena ia nekat melaksanakan Olimpiade 2020.

Baca Juga: Dulunya Sampai Dibatalkan Saat Masih di Era Shinzo Abe, PM Baru Jepang Yoshihide Suga Tergiur Beli Dua Unit Kapal Aegis, Ancaman Rudal Balistik Negara Tetangga Ini Sebabnya

Jepang, yang masih ada dalam status darurat, kini kesulitan dengan gelombang kasus Covid-19 terburuk mereka.

Negara itu sudah mencatat lebih dari 1.5 juta kasus, dengan vaksinasi juga lambat.

Keputusan tetap mengadakan Olimpiade walaupun Covid-19 terus memburuk juga terbukti sangat tidak populer di masyarakat.

"Hari ini di pertemuan eksekutif, Pak Menteri Suga mengatakan ia ingin fokus dalam upayanya menangani Covid-19 dan tidak akan ikut dalam pemilihan pemimpin partai," ujar sekretaris jenderal Partai Liberal Demokrasi (LDP), Toshior Nikai, dikutip dari AFP.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling, China Tiba-tiba Kirim 3 Kapal Perang ke Laut Jepang, Rupanya Dipicu Oleh Upacara Penghormatan Perang Dunia II Ini

"Sejujurnya, saya terkejut. Sangat disayangkan. Ia memang bukan yang terbaik tapi setelah pertimbangan yang berhati-hati, ia membuat keputusannya," ujar sekretaris jenderal tersebut.

Saham Jepang meningkat drastis atas berita tersebut, dengan indeks saham Topix ditutup pada 1,6% setelah mencapai tingkat tertinggi dalam 30 tahun.

Pasar finansial Tokyo telah membuat keuntungan minggu ini dengan harapan pemerintah lebih kuat dalam pertarungan pemimpin partai dan pemilihan umum tahun ini.

Pemimpin LDP nantinya akan menjadi pemimpin Jepang karena LDP memegang mayoritas parlemen.

Baca Juga: Partainya Diasingkan Setelah Kasus Korupsi Mantan Perdana Menteri yang Ini, PM Baru Malaysia Kini Bawa Lagi Partai Itu Berkuasa Seakan Dosa Bisa Dihapus Begitu Saja

Banyak yang tidak menduga dengan langkah PM Suga ini, walaupun kepemimpinannya tidak begitu memuaskan.

Mengutip Asia Times, Jumat pagi tajuk berita dari hampir semua harian Jepang hampir sama: 'Suga memberi sinyal kepada sekretaris jenderal LDP ia akan mencalonkan diri lagi."

Menurut laporan tersebut, Suga sudah bertemu dengan sekretaris jenderal LDP di kantor partai LDP.

Di sana, ia menyampaikan keputusannya mencalonkan diri sebagai ketua partai dan mencari dukungan Nikai.

Baca Juga: Pantas Sampai Relakan Rakyatnya Terkapar karena Covid-19, PM Israel Blak-blakan Ungkap Negaranya Bakal Jadi Sasaran Empuk Hamas dan Iran Jika Sampai Terapkan Lockdown, Ini Alasannya

Suga tampaknya mengumumkan pengumuman untuk mengundurkan diri dalam cara yang kasar lewat pertemuan anggota senior LDP pada Jumat kemarin.

Kata "Tampaknya," digunakan karena PM tidak mengumumkan keputusan itu sendiri.

Alih-alih, menambahkan bumbu pada gosip, Nikai malah justru yang membeberkan berita ini.

Kemudian dalam konferensi pers dadakan di luar kantornya, Suga memberikan pidato singkat.

Baca Juga: 17 Bulan Bikin Politik Malaysia Kacau, PM Muhyiddin Yassin Mundur Bersama Kabinetnya, Siapa Penggantinya?

"Setahun sejak saya menjadi perdana menteri, saya telah menaruh energi saya untuk menangani berbagai masalah yang ada di negara ini, terutama melakukan penanganan anti-virus Corona," ujarnya.

Mencalonkan diri untuk LDP bulan ini sembari menangani virus akan memerlukan lebih banyak energi dari yang ia punya, jelasnya.

"Saya sadar saya tidak bisa melakukan keduanya," ujarnya.

"Saya harus memilih salah satunya."

Baca Juga: Bak Lingkaran Kematian, Inilah Insiden Sigonella, Kala Pasukan Delta Forces AS Saling Kepung dengan Pasukan Italia, PM Italia pun 'Dikondisikan' Ronald Reagan

Ia tidak menerima pertanyaan apapun dalam konferensi pers tersebut.

Diharapkan ia mengadakan konferensi pers resmi minggu depan.

Pertanyaan besarnya adalah bagaimana ia akan menebus kesalahannya.

Suga dulunya adalah tangan kanan mantan PM Jepang Shinzo Abe selama 10 tahun.

Baca Juga: Ketar-ketir pada Presiden Baru Iran, PM Baru Israel Buru-buru Rencanakan Hal Ini untuk Hancurkan Iran

Namun, ia tidak pernah mendapatkan faksi sendiri di partai dan bergantung dari dukungan Nikai dan raksasa partai lain.

Sumber yang familier dengan politik Jepang mengatakan kepada Asia Times, "Kurasa Suga tidak membuat keputusan itu sendiri".

Kemungkinan, Deputi Perdana Menteri dan pemain partai jangka-panjang Taro Aso atau anggota kabinet lain telah menekan dirinya untuk mengundurkan diri.

Kemungkinan ada dua pilihan bagi PM Suga selanjutnya untuk bertanggung jawab atas kesalahannya.

Baca Juga: Nafsunya Jadi PM Israel Terus Tumbuh Walau Sudah Berkuasa 12 Tahun, Benjamin Netanyahu Siap Halalkan Segala Cara Menangkan Posisinya Lagi

Artikel Terkait