Intisari-online.com - Posisi Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu tengah berada di ujung tanduk, pasalnya pemilihan umum Israel sudah akan dilaksanakan dan namanya tidak populer lagi.
Meski begitu Netanyahu mempersiapkan segala hal untuk satu pertarungan besar dalam hidupnya guna mempertahankan posisi itu.
Bahkan ia siap bertarung sampai titik darah penghabisan untuk menjadi PM Israel lagi.
Melansir CNN, minggu lalu Netanyahu menuduh tokoh yang digadang untuk menggantikannya, Naftali Bennett, melakukan 'penipuan pemilihan umum terbesar sepanjang sejarah Israel' dan membentuk pemerintahan 'berbahaya'.
Ucapannya mirip dengan klaim tanpa dasar dari Donald Trump atas pemilihan AS 2020 lalu.
Partai Likud yang dipimpin Netanyahu memperhalus klaim palsu atas penipuan pemilu itu Kamis kemarin, tapi hanya sedikit.
Alih-alih mengatakan ada suara yang luput dihitung atau penipuan tersistem, partai tersebut mengatakan lewat cuitan Twitter jika "Bennett membajak pemungutan dari kanan dan berubah ke sayap kiri dalam kontradiksi langsung dengan janji kampanyenya. Jika ini bukan penipuan kita tidak tahu apa ini."
Dalam utas Twitter yang dibagikan oleh Netanyahu, Likud mengatakan akan ada perpindahan kekuasaan damai ke pemerintahan baru.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR